1. HOME
    2. FOODILICIOUS
FOOD

Perjuangan Hendri di Balik Kesuksesan "Bebek Kaleyo"

By Azalia Amadea 1 Februari 2016 13:45
Eksperimen dengan 120 resep modifikasi

Hendri butuh perjuangan panjang untuk membuat satu resep rahasia Bebek Kaleyo. Pada suatu hari Hendri yang masih menjadi karyawan di salah satu perusahaan swasta, mencari "resep masak bebek" dalam situs pencarian Google, namun hanya keluar 1-2 resep yang menurutnya tidak masuk akal.

Hendri mencoba lagi dengan kata kunci "resep ayam goreng" lalu keluarlah ribuan artikel terkait resep tersebut.

Setiap harinya ia mengumpulkan resep ayam goreng terkenal seperti resep ayam goreng Mbok Berek, ayam goreng Suharti, dan lain sebagainnya. Resep-resep tersebut ia bukukan menjadi kurang lebih 300 halaman.

"Saya terinspirasi oleh Thomas Alva Edison yang membutuhkan 1.000 kali percobaan untuk menemukan lampu pijar, akhirnya saya bilang ke istri saya bahwa dia bisa kita juga pasti bisa" ujar Hendri.

Resep tersebut dicobanya satu persatu dengan takaran bahan-bahan yang dianjurkan. Melalui eksperimennya tersebut ia jadi banyak mengenal bumbu-bumbu dasar. Eksperimen resep ke-1 dan ke-2 dirasa tidak enak, sampai pada akhirnya resep ke-70 ia merasa rasanya dapat diterima lidah.

"Untuk mengetahui resep kami tersebut benar-benar sudah enak atau belum, kami mencoba membagikan tester kepada orang-orang terdekat seperti tetangga dan beberapa teman," ujarnya.

Sebelum membagikan tester, Hendri perlu merasa harus ada masakan bebek lain yang dapat menjadi pembanding. Hendri mencoba mencari "bebek terenak di Indonesia" melalui Google, yang ia dapatkan keluar tulisan "Bebek Pak Slamet."

Hendri memutuskan untuk terbang ke Yogyakarta dan menaiki travel untuk sampai di Solo, karena pada saat itu Bebek Pak Slamet hanya ada di Solo.

Ia membeli 30 potong Bebek Pak Slamet yang belum digoreng namun sudah dibumbui, dan dibawanya langsung ke Jakarta.

Istrinya, Fenty telah menyiapkan 30 potong bebek yang dimasak dengan resep pribadi milik mereka.

Hendri dan istri menyiapkan satu kerdus dengan isi 2 potong bebek, yaitu bebek hasil olahannya dan bebek hasil olahan Bebek Pak Slamet.

Eksperimennya pun dimulai, ia mencoba membagikan kepada banyak orang namun hasilnya tidak memuaskan, 100 persen responden mereka menjawab Bebek Pak Slamet lebih enak.

"Di situ saya dan istri merasa down dan putus asa tetapi saya merasa bersyukur, kalau saja saya tidak melakukan hal ini dan saya langsung membuka rumah makan bisa jadi rumah makan saya tidak laku," ujar pria 39 tahun tersebut.

Setelah kurang dari dua bulan, Hendri dan istri mencoba bangkit dengan mencoba kembali resep-resep lainnya. Hingga formulasi resep ke-110 yang dirasa sudah lebih baik, Hendri mencoba lagi melakukan percobaan yang sama.

Hasilnya 30 persen responden mereka bilang bebek milik Hendri enak, 70 persen lainnya merasa Bebek Pak Slamet lebih enak.

Namun, Hendri belum merasa puas ia menginginkan hasil minimal yaitu 80 persen. Ia mencoba lagi memodifikasi resep mereka hingga formula ke-120 dan ia mengulangi cara yang sama.

Hasilnya mengejutkan, 100 persen responden mereka bilang bebek miliknya lebih enak dibandingkan Bebek Pak Slamet. "Ketika itu saya menangis," ucap dia.

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Foodilicious Section