1. HOME
  2. FASHION-BIZ
FASHION

Desainer Indonesia Tampilkan Fashion Teknologi Canggih di Australia

ETU by Restu Anggraini akan menampilkan Ultrasuede, yakni bahan berteknologi yang bisa menjadi pengganti kulit asli.

By Dian Rosalina 25 Februari 2016 06:33
Desainer Restu Anggraini (kedua dari kiri) akan menampilkan hasil karyanya di Virgin Australia Melbourne Fashion Festival (Money.id/Dian Rosa)

Money.id - Desainer Fashion Muslim, Restu Anggraini akan mewakili Indonesia lewat brand fashionnya, ETU, dalam ajang Virgin Australia Melbourne Fashion Festival (VAMFF) pada Maret mendatang. Sebelumnya, ETU by Restu Anggraini telah memenangkan penghargaan The Anz Australia-Indonesia Young Fashion Designer Award di Jakarta Fashion Week 2016.

Karena kesempatan itulah, ibu satu anak ini berkesempatan untuk menampilkan fashion modest wear atau busana Muslim di VAMFF. Ditambah, ETU adalah brand modest wear pertama yang tampil di fashion show tersebut.

"Kami memiliki visi untuk menjadikan ETU sebagai brand modest wear global yang mengedepankan inovasi melalui pemanfaatan teknologi dan material sains," kata Restu dalam konferensi pers VAMFF 2016, 'Globalising Indonesia Local Brand', Rabu 24 Februari 2016 di kawasan Jakarta Selatan.

Pada acara VAMFF 2016 ini, ETU bekerja sama dengan salah satu perusahaan terbesar di Jepang, Toray Industries. Mereka adalah produsen fabric yang menjadi bahan dari desain ETU kali ini.

Toray Industries, menciptakan produk fabric berteknologi tinggi di bidang organic synthetic chemistry, polymer chermistry dan biochemistry. ETU menggunakan Ultrasuede sebagai salah satu fabric pada koleksi Autumn/Winter 2016 yang ditampilkan di VAMFF.

Ultrasuede sendiri merupakan bahan berteknologi yang bisa menjadi pengganti kulit asli. Sejak penemuannya 1970 oleh Toray, brand internasional sekelas Prada, Halston, dan Issey Miyake memakai bahan tersebut.

Restu mengakui, sebenarnya Indonesia memiliki industri fabric yang lebih baik dari Jepang, namun sayangnya para industri lokal belum mempercayai desainer Indonesia sepenuhnya.

"Kekurangannya produsen lokal Indonesia belum terlalu percaya dengan desainer negeri sendiri. Tapi kalau di Jepang mereka lebih terbuka dan menyambut kami. Itulah alasannya mengapa kita lebih memilih bekerja sama dengan industri luar," ujar Rahmat Ramadan selaku brand development by ETU.

Bersama Toray, Rahmat berharap ke depannya ETU ingin menjadi brand terdepan dalam inovasi yang terus menerus dan bisa menyeimbangi pasar global. Dalam hal ini pun Badan Ekonomi Kreatif mendukung penuh ETU yang akan menunjukkan penampilannya di VAMFF 2016.

"Kami sudah mengatur langkah bahwa kedepan indonesia sebagai pusat fashion muslim dunia. ini langkah awal untuk mencanangkan tujuan pasar global," kata Deputi IV Badan Ekonomi Kreatif bidang Pemasaran, Joshua M. Simandjuntak.

Dalam runway-nya nanti di VAMFF pada 7-13 Maret 2016, ETU akan menampilkan 18-30 looks dalam koleksi terbarunya ETU Go In Palace, dengan warna-warna cenderung gelap seperti abu-abu, hitam, dan olive. Tekniknya pun lebih ke teknik kepang dengan ornamen namun tidak meninggalkan ciri khas ETU yang lebih menonjolkan mens wear. Harga yang akan ditawarkan berkisar Rp800 ribu ke atas. (dwq)

(da/dr)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Fashion-Biz Section