1. HOME
    2. FASHION-BIZ
FASHION

Geliat Bisnis Busana Muslim Mulai 'Mencengkram' Dunia

Menurut laporan statistik The Global Islamic Economy pada tahun 2015-2016, konsumen muslim menghabiskan sekitar US$230 miliar untuk pakaian.

By Dian Rosalina 22 Februari 2016 15:17
Dian Pelangi Usai Runway London Fashion Week 2016 (Instagram Dian Pelangi)

Money.id - Di tengah gencarnya isu rasisme tentang Muslim yang marak terjadi di sejumlah negara, baik di belahan dunia Eropa maupun Amerika, justru geliat bisnis busana Muslim berkembang cukup pesat. Hal ini didorong oleh tren demografi yang signifikan di dunia Muslim.

Tidak hanya itu, dilansir dari Business of Fashion, Senin 22 Februari 2016, perkembangan sosial-ekonomi dan politik yang dibantu oleh konektivitas Internet telah memunculkan demografi konsumen. Muslim yang berumur dibawah 25 tahun pun membentuk sekitar 11 persen dari populasi global.

Menurut laporan statistik The Global Islamic Economy pada tahun 2015-2016, konsumen Muslim menghabiskan sekitar US$230 miliar untuk pakaian. Dan itu akan terus bertumbuh pada tahun 2019 sekitar US$327 miliar dikutip dari Aljazeera.

"Secara keseluruhan pakaian pembelian oleh konsumen Muslim tidak langsung diterjemahkan ke dalam busana Muslim," kata salah seorang peneliti, Rafi-Uddin Shikoh.

 

Mayoritas Muslim Bertambah

Negara yang mayoritas penduduk Muslim diproyeksikan tumbuh rata-rata 5,4 persen per tahun dibandingkan dengan negara Eropa dan Amerika Serikat yang hanya 3,4 persen per tahunnya. Hal tersebut tidak bisa diremehkan mengingat jumlah fashionista, pengusaha, dan desainer berlomba-lomba mendapatkan kesempatan untuk menampilkan hasil karyanya.

"Setelah peristiwa 9/11, para pemuda Muslim, terutama yang ada di Barat menemukan peran mereka dan bertanggung jawab mengenai iman mereka. Dan saya pikir itu adalah ketika kita mulai melihat munculnya Muslim Fashion," kata wakil presiden Ogilvy Noor, Shelina Janmohamed.

Salah satu Fashion Desainer yang berbasis UEA, Rabia Z bercerita mengenai pengalamannya yang membuat busana muslim pada tahun 2001 sebelum tragedi 9/11. Banyak diantara teman-temannya yang melepas jilbab mereka karena momen bersejarah tersebut.

"Saya tidak ingin melepas jilbab saat itu karena saya datang dari latar belakang mode berhijab dan itu adalah gaya saya sendiri serta mulai membuat toko online. Setelah kejadian 9/11, klien datang tak henti-hentinya sejak saat itu," kata dia.

Menurut seorang desainer Muslim Inggris, Sarah Elenany, hal tersebut adalah salah satu gerakan sosual yang lebih besar dalam hal pemberdayaan perempuan dalam komunitas muslim. Ditambah ia merasa wanita mulai mempertanyakan cara berpakaian wanita modern dunia.

"Wanita Muslim telah berpakaian modis dengan cara yang berbeda untuk waktu yang sangat lama. Tetapi saya pikir apa yang kita lihat sekarang dengan apa yang menjadi daya tarik pasar adalah pengembangan komersial sadar diri busana muslim," kata Profesor Studi Budaya di The London College of Fashion, Reina Lewis.

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Fashion-Biz Section