Money.id - Uber adalah pelopor layanan transportasi online roda empat. Kehadirannya memang kerap menyulut kontroversi. Tak hanya di Indonesia, Uber mendapat protes keras dari para sopir taksi konvensional di berbagai penjuru dunia.

Namun begitu, patut diakui bahwa kehadiran layanan transportasi online seperti Uber, Grab, atau pun Go-Jek memberi keuntungan bagi banyak orang.

Tak hanya untuk para penumpang saja yang dapat menikmati layanan transportasi berfasilitas mumpuni, namun juga bagi para sopir yang mendapat penghasilan cukup besar.

Menariknya, di Uber, profesi sopir tidak saja didominasi oleh kaum pria. Tak sedikit pula perempuan yang mencoba peruntungan berkarir sebagai sopir Uber. Dan banyak pula yang berhasil meraih sukses.

Ade Puspita contohnya, mitra (sopir) Uber asal Bandung ini telah bergabung sekitar 7 bulan. Ia sangat suka mengemudi karena dapat memberikannya kesempatan meraih pendapatan lebih.

Ade Puspita, mitra Uber asal Bandung (newsroom.uber.com)

"Bisnis utama saya adalah laundry, tetapi saya terkadang merasa stres dengan semua tekanannya. Saat mengemudi, saya dapat bertemu dengan banyak orang baru di mana saya bisa berbicara tentang hal apapun," ungkap Ade seperti dikuti dari laman blog resmi Uber Indonesia.

Lebih lanjut Ade memaparkan, "Saya sangat menikmati fleksibilitasnya, saya dapat bekerja kapan saja dan mendapatkan penghasilan tambahan."

Senada dengan Ade, sopir Uber perempuan asal Jakarta, Indri, juga mengaku bahwa Uber memberikan penghasilan yang membuat bisa mencukupi kebutuhan keluarga. Sebagai orang tua tunggal, harus mampu menafkahi anak-anaknya. Dan Uber memberikan kesempatan yang tak bisa ia lewatkan.

Indri, mitra Uber asal Jakarta (newsroom.uber.com)

"Sejak bergabung (sebagai sopir Uber), saya tidak harus khawatir untuk membayar biaya sekolah anak saya lagi. Saya juga bisa menabung penghasilan untuk bisnis kuliner saya sendiri," ungkapnya.