Setelah peristiwa kematian tak wajar sahabatnya, Jessica Kumala Wongso diketahui membuang celana panjang yang dikenakannya saat kejadian. Menurut kuasa hukum Jessica, Yudi Wibowo Sukinto, kliennya membuang celananya itu karena robek.
Yudi mengatakan, celana Jessica dibuang oleh pembantunya.
"Itu (celana) dibuang. Sama pembantunya kan ditanya 'dibuang ya non, ya? Ini kan sobek nggak bisa dijahit', Jessica jawab, 'ya terserah'," kata Yudi kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa kemarin.
Menurut Yudi, celana Jessica itu robek pada saat Jessica ikut membantu membawa Mirna hingga ke Rumah Sakit Abdi Waluyo, Jakarta Pusat, setelah colapse usai meminum kopi di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Jakarta Pusat. Ia menambahkan celana tersebut robek hingga ke bagian paha dalam.
Saat polisi menggeledah rumah Jessica di Sunter Icon, Sunter, Jakarta Utara, Minggu malam 10 Januari lalu, celana itu kemudian dicari oleh penyidik. Dalam penggeledahan tersebut, penyidik juga membawa sejumlah barang pribadi milik Jessica.
"Celana, baju yang terlihat di CCTV, beberapa obat sakit leher berupa kaplet, terus obat kalau dia enggak bisa tidur, laptop, kartu kredit, tabungan. Diperiksa mungkin ada nggak beli sianida," kata Yudi.
"Dicari (celananya) tapi sudah diambil tukang sampah, ya nggak ketemu. Kita-kita nggak keberatan apa-apa masalah itu," tambahnya.
Sampai saat ini, lanjutnya, barang-barang Jessica yang disita tersebut belum dikembalikan penyidik. Yudi sendiri sempat mempermasalahkan penyidik yang menggeledah rumah Jessica tanpa adanya surat penetapan dari pengadilan.
"Penggeledahan itu minimal harus punya surat penetapan dari pengadilan, ini kan nggak ada," ujarnya.
Ia menambahkan, penyidik juga sempat memintai keterangan dari pembantu Jessica terkait celana yang dibuang itu. "Pembantunya kan diperiksa juga tuh, dikira ada sesuatu terus dibuang kali," tutur Yudi.
Sementara itu, Eksekutif Disaster Victim Identification Pusat Laboratorium dan Forensik Polri Kombes Anton Castilani menyatakan kandungan sianida di kopi yang diminum Wayan Mirna Salihin dapat membunuh 25 orang.
Menurut Anton, zat mematikan tersebut ialah sodium sianida (NaCN) dan dosis untuk membunuh satu orang cukup 150-200 mg. Padahal, kopi yang diminum oleh perempuan berusia 27 tahun itu mengandung sianida 15 gram/liter atau 15 mg/cc.
"Jika cangkir Mirna berisi 250 cc kopi, dalam cangkir itu terdapat 3.750 mg sianida. Secangkir kopi Mirna dapat mengakibatkan kematian 20 sampai 25 orang," kata Anton di Mabes Polri, Jakarta, kemarin.
Intip Kado Istimewa Rafathar dari Kuda Poni Hingga Taman Bermain
Agar Dompet Tak Makin 'Tipis', Lakukan Penghematan dengan Cara Ini
Pemerintah Angkat Bicara Soal Rokok Naik Jadi Rp50 Ribu per Bungkus
Coca Cola Vs Pepsi Cola, Pertandingan Raja Cola yang Tiada Habisnya
19 Januari 2016 13:49Siapa Bahrun Naim, Otak di Balik Teror Bom Sarinah
19 Januari 2016 12:11