Mirna sejatinya akan melanjutkan bisnis ayahnya. Tapi takdir berkata lain, ia mengembuskan napas terakhir usai minum kopi bersama dua temannya di Kafe Olivier, Mal Grand Indonesia, Jakarta.

Darmawan, ayah Mirna, merupakan pengusaha kurir dokumen internasional dan beberapa usaha lainnya yang mempekerjakan ribuan karyawan. Dia telah berniat memberikan salah satu perusahaan pada putrinya.

"Dia (Mirna) kerja setiap hari di salah satu perusahaan saya. Saya baru kasih salah satu, sudah kejadian kayak gini," ujar Darmawan, beberapa waktu lalu.

Ia menyesalkan kematian putrinya yang diduga diracun sianida. Menurut dia, putrinya itu memang sedikit keras, namun disayang teman-temannya.

"Dia anak baik, sehat sekali. Banyak temannya, cuma orangnya agak keras," kata dia.

Sepengetahuan Darmawan, anaknya sangat cekatan dan mengutamakan keselamatan. Soal bepergian saja, Mirna tak mau asal-asalan. Apalagi soal minuman.

"Mirna jarang pergi sendiri. Ke mana-mana selalu diantar suaminya," tuturnya.

Namun, saat minum kopi bersama dua teman kuliahnya di Australia itu, Mirna tak ditemani suaminya, Arief Soemarko. Tapi, suaminya tak jauh dari lokasi. "Nggak, suaminya ada bisnis, ada kerjaan," kata Darmawan.

Saat Mirna kejang-kejang dan kritis di klinik Grand Indonesia, suaminya datang dengan cepat dan langsung meminta agar istri yang baru dinikahinya itu langsung dirujuk ke rumah sakit.

Diketahui, Mirna dan suaminya baru menikah setelah pacaran selama 10 tahun. Sejak kasus kematian tak wajar sang istri, Arief bungkam, tak ingin berkomentar apapun soal perkara tersebut.

Arief pun tampak tabah saat menemani jenazah istrinya di rumah duka. Demikian pula saat pemakaman Mirna di TPU Gunung Gadung, Bogor pada Minggu 10 Januari 2016, Arief terlihat berupaya tegar. Berbeda halnya dengan ibunda Mirna yang nyaris pingsan saat melihat jenazah anaknya dikebumikan.

"Saya menyerahkan sepenuhnya kepada polisi," tutur Arif sambil tersenyum kepada wartawan Kamis pekan lalu.

Next: Mirna Teman Belajar Saya...