1. HOME
    2. NEWS
MONEY WEEKEND

Potret Vihara Bersejarah di Tengah Himpitan Gedung Tinggi

Hampir ditawar investor untuk digusur dan dibangun menjadi bank, namun vihara tersebut tetap bertahan.

By Dian Rosalina 29 Januari 2016 12:01
Vihara Amurvha Bhumi (Money.id/Dian Rosa)

Money.id - Imlek merupakan perayaan tahun baru bagi etnis China. Di negeri asalnya, Imlek dianggap sebagai ajang silaturahmi bersama sanak saudara dan perayaan festival menyambut musim semi.

Tak hanya itu, perayaan tersebut juga sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan dengan berkat yang diberikan selama setahun yang lalu. Masyarakat yang beragama Budha dan Konghuchu berbondong-bondong datang ke vihara dan kelenteng untuk beribadah.

Persiapan mereka menyambut imlek pun sudah mulai terasa sekarang ini. Salah satunya vihara yang terletak di Jalan Prof. Dr. Satrio, Setiabudi, Jakarta Selatan, Vihara Amurvha Bhumi (Hok aek Tjeng Sin).

Saat memasuki rumah ibadah tersebut, mata telah disuguhkan oleh pemandangan pernak-pernik serba merah khas imlek. Lampion dan lilin-lilin pun telah dipasang untuk memeriahkan perayaan imlek tahun ini.

"Dalam mempersiapkan imlek hingga cap gomeh tidak ada yang spesial sih. Ya, paling hanya menghias dengan lampion, bersih-bersih vihara, ganti jubah, mengundang pertunjukan barongsai juga liong saat imlek dan cap gomeh. Sudah pasti banyak masyarakat yang akan datang untuk melihat acara di sini," kata salah satu pengurus Vihara, Li Eng Awa yang diwawancarai Money.id, Jumat 29 Januari 2016.

Li bercerita saat imlek tiba vihara dan kelenteng akan sangat ramai di datangi jamaat bersama keluarganya. Yang membuat tempat ibadah ini berbeda adalah saat perayaan tidak satupun pengemis yang diizinkan memasuki area vihara dan kelenteng. Tujuannya hanya satu, agar membuat jemaat lebih khusyuk saat beribadah.

"Memang banyak pengemis yang datang untuk mengemis di depan saat imlek tiba tapi di vihara ini kami melarang keberadaan mereka. Kita tidak mau ada seperti itulah," ujar Li.

Ia ingat dulu beberapa kali ada pengemis yang memaksa ingin masuk vihara, namun dicegah oleh para pengurus sebelum bertambah banyak. Akhirnya mereka pun mengerti sendiri.

"Kasihan nanti yang ibadah, terganggu dengan mereka yang selalu mengikuti terus dari belakang. Itu kan tidak nyaman. Maka dari itu kita adakan bakti sosial ke seluruh pemukiman di sekitar vihara, setidaknya setahun sekali," ucap pria berumur 58 tersebut.

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From News Section