Money.id - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka melemah. Berdasarkan data index Bloomberg, Selasa 19 Januari 2015, rupiah dibuka pada angka Rp13.932 per dolar AS, sedangkan kemarin ditutup Rp13.905 per dolar AS.

Rupiah turun 27 poin dari hari sebelumnya. Hingga perdagangan pukul 10.10 rupiah bergerak menguat hingga level Rp13.921 per dolar AS.

Dikutip dari Merdeka.com, Analis NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan laju mata uang China (yuan) sempat tertolong rilis kenaikan house price index.

Namun karena jelang dirilisnya data ekonomi Q4 Tiongkok akan mengakibatkan laju mata uang Yuan hanya menguat terbatas secara jangka pendek terhadap yen dan US dolar.

Tetapi setelah ada pembatasan yang dilakukan oleh PBOC, membuat yuan kembali naik meski terbatas.

Kebijakan yang dilakukan oleh PBOC sepertinya berhasil membawa pelaku pasar untuk melakukan aksi beli terhadap yuan. Sementara itu di pasar spot, rupiah sempat menguat terbatas sebelum berakhir di zona merah.

Rilis data ekonomi AS kurang memuaskan membuat pelaku pasar mempunyai celah untuk memanfaatkan keunggulan di tengah kurang stabilnya pasar global.

Data ekonomi Tiongkok yang diperkirakan stagnan membuat rupiah terbatas dan cenderung melemah.

"Penguatan diperkirakan sifatnya masih hanya sementara seiring penurunan harga minyak yang berimbas pada komoditas lainnya akan ikut menekan mata uang yang berbasis komoditas seperti rupiah," katanya.

"Sehingga risk & reward masih membayangi para pelaku pasar khususnya dalam negeri," ujar dia.

Reza mengatakan, meski BI telah memangkas suku bunga akhir pekan lalu. Rupiah sedang mencoba support di 13.910 dan resisten 13.870, namun berpeluang kembali melemah.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang dirilis Bank Indonesia, rupiah berada pada kisaran Rp13,921. Angka tersebut merupakan referensi jual beli rupiah di seluruh bank di Indonesia. (poy)