Sebagai salah satu toko merchandise komunitas Kpop, Whycut Kpop telah memiliki banyak cabang toko offline. Seperti cabang Cibubur, Tangerang, Bogor, Jakarta Timur, Depok, Bandung, dan Padang.

Karena banyaknya cabang, terkadang Dewi menghadapi beberapa kendala dalam pendistribusian produk ke beberapa daerah. Misalnya jika barang di cabang Padang habis, setidaknya butuh waktu satu minggu produk tersebut sampai.

Hal tersebut karena jarak ekspedisi yang ditempuh sangat jauh. Dan permintaan di cabang tersebut cukup tinggi.

"Memang sih kalau di daerah itu cepat habis. Tapi masalahnya ekspedisinya lumayan jauh dan cukup mahal. Itulah kenapa saya tidak pernah menerapkan sistem PO, lebih baik ready stock," kata Dewi.

Selain itu, dia bercerita bahwa masih harus menghadapi beberapa masalah lainnya seperti misalnya dengan para pegawai. Rata-rata pegawai yang direkrut Dewi untuk menjaga toko offline di beberapa cabang adalah anak muda yang cenderung putus sekolah.

Dia mengaku belum bisa mempercayakan toko sepenuhnya kepada para pegawai. Karena itulah Dewi harus bolak-balik memeriksa keadaan tokonya di beberapa cabang.

"Pegawai muda apalagi, kadang suka seenaknya. Rata-rata setelah gajian pertama mereka langsung mau keluar. Alasannya mau istirahat dulu. Memang kebanyakan dari mereka masih muda dan usia sekolah, tapi sayangnya mereka harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan," cerita dia.

Dewi merasa hal tersebut ia lakukan semata-mata selain bisa membantunya untuk menjaga toko-toko, wanita ramah itu juga bisa membuka lapangan pekerjaan bagi mereka yang rata-rata hanya tamatan sekolah dasar.

"Tapi beberapa diantara mereka kerjanya baik-baik kok. Dan kebanyakan dari anak-anak tersebut masih bersemangat bekerja dan cenderung ramah dengan pelanggan. Saya jadi senang," kata Dewi.

Dia pun berharap, untuk kedepannya Whycut Kpop ini bisa menjadi wadah para komunitas Kpop mencari pernak-pernik Kpop. Ia pun berencana untuk menambah cabangnya di sekitar Jakarta.

(dr/dr)