Tim TNI Angkatan Darat merebut 23 medali emas, 13 perak, dan 9 perunggu.
By Arry Anggadha 24 Mei 2016 14:11Money.id - Indonesia sukses menjadi juara umum dalam gelaran lomba menembak internasional The Australian Army Skills at Arms Meeting (AASAM) 2016. Ini merupakan prestasi sebab sejak 2008, Tim Merah Putih selalu menjadi juara umum.
Dalam kejuaraan yang diikuti 20 negara di Puckapunyal Military Range, Victoria, Australia ini, tim Indonesia diwakili kesatuan TNI Angkatan Darat. Mereka sukses merebut 23 medali emas, 13 perak, dan 9 perunggu.
Dalam lomba yang digelar pada 3-20 Mei 2016 ini, tim Indonesia dibekali senjata dari PT Pindad, SS2-V4 dan senjata genggam atau Pistol tipe G2 Combat. Direktur PT Pindad Silmy karim langsung mengapresiasi prestasi yang diraih tim TNI Angkatan Darat itu.
"Kemenangan untuk kesembilan kalinya ini juga membuktikan bahwa kualitas senjata buatan Pindad terbukti baik dan dapat bersaing dengan pabrikan senjata asing lainnya," kata Silmy dalam keterangan yang diterima Money.id, Jakarta Selasa (24/05/2016).
Letnan Dua (Letda) Inf Poltak Siahaan menjadi bintang dalam kejuaraan ini. Anggota Divisi Infanteri 1 Kostrad itu berhasil merebut 6 emas, 1 perak, dan 2 perunggu.
"Senjata Pindad sudah bagus terutama SS2-V4 dan pistol G2 Combat. Namun, masih ada yang harus disempurnakan," tuturnya.
Meski ada beberapa kekurangan, secara umum senjata produksi PT Pindad bisa disejajarkan dengan produk negara lain. Dalam kompetisi tersebut, tambah Poltak, meski cuaca dingin, tiupan angin tidak bersahabat, dan senjata lawan bagus-bagus, tidak membuat mereka gentar.
"Namanya juga produk baru pasti ada penyempurnaan. PT Pindad sudah bekerja dengan baik dan adanya kerjasama dengan atlit petembak khususnya guna terus mengembangkan produksinya," imbuhnya.
Senjatanya yang digunakan kontingen Indonesia yang dipimpin Mayor Inf Syafruddin ini pun sempat dijajal negara lain. "Di sana ada ajang familiar senjata tiap-tiap negara. Kita juga mencoba senjata negara-negara lain," jelasnya.
Silmy Karim berterima kasih kepada kontingen Indonesia yang telah membantu mempromosikan senjata karya anak bangsa ini. Kehadirannya turut memperkuat promosi terkait brand awareness terhadap keunggulan senjata Pindad kepada negara-negara lain saat berkompetisi di AASAM.
"Manajemen Pindad menyampaikan terima kasih kepada kontingen AASAM 2016 dengan memberikan tanda apresiasi sebesar Rp500 juta," bangga Silmy.
Pada tahun 2015, senjata Pindad sempat dipertanyakan tuan rumah Australia. Salah satunya terkait kompensator, yang dianggapnya adalah muzzle brake yang biasa ada di senjata runduk.
KSAD, yang saat itu dijabat Jenderal Gatot Nurmantyo (Panglima TNI) pun marah. Ia menolak memberikan izin kecuali senjata semua peserta juga dibongkar.
"Karena perbedaan perolehan medali yang begitu mencolok, panitia Australia hendak membongkar senjata kami," kata Gatot kepada wartawan di Markas Besar TNI AD, Jakarta, Jumat, (29/05/2015) silam. (Oleh: Fahrizal Lubis)
Intip Kado Istimewa Rafathar dari Kuda Poni Hingga Taman Bermain
Agar Dompet Tak Makin 'Tipis', Lakukan Penghematan dengan Cara Ini
Pemerintah Angkat Bicara Soal Rokok Naik Jadi Rp50 Ribu per Bungkus