1. HOME
  2. NEWS
NEWS

Kongres AS Ajukan Penyederhanaan Sistem Kedaluwarsa pada Makanan

Richard Blumenthal dan Chellie Pingree mengusulkan sistem pelabelan tanggal kedaluwarsa agar lebih sederhana.

By Azalia Amadea 21 Mei 2016 15:05
Ilustrasi tanggal kadaluwarsa (Foto: foxnews.com)

Money.id - Anggota Senat dan Kongres Amerika Serikat mengusulkan draft undang-undang untuk memperjelas aturan mengenai label tanggal kedaluwarsa pada makanan. Masalahnya, sistem pelabelan saat ini memboroskan sekitar 3.571 ton makanan yang dibuang setiap tahun.

Richard Blumenthal dan Chellie Pingree mengusulkan sistem pelabelan tanggal kedaluwarsa pada makanan --yang saat ini bermacam jenisnya-- agar dibuat lebih sederhana, seperti dikutip laman theguardian.com Sabtu 21 Mei 2016.

Sistem baru hanya akan memiliki dua sistem yaitu, satu untuk menunjukkan masa prima produk makanan dan satu lagi untuk digunakan pada produk-produk, seperti daging dan keju yang tidak dipasteurisasi, yang bisa menyebabkan orang sakit jika dimakan setelah tanggal tertentu.

Penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan konsumen bingung tentang tanggal kedaluwarsa. Satu survei menemukan bahwa sekitar 90 persen orang AS membuang makanan mereka karena mereka pikir itu sudah tidak dapat dikonsumsi.

Secara keseluruhan, AS rugi sekitar US$218 miliar pada makanan yang tidak pernah dimakan setiap tahun. Untuk kalangan rumah tangga dengan empat anggota keluarga, pemborosannya sekitar US$1,500 per tahun. Selain makanan, sejumlah besar sumber daya lingkungan berakhir menjadi limbah sampah sekitar 25 persen dan hampir 30 persen lainnya berasal dari lahan pertanian di dunia.

Budidaya makanan yang terbuang percuma menghasilkan efek gas rumah kaca yang setara dengan yang dihasilkan oleh 33 juta mobil setiap tahunnya. Dan sisa makanan merupakan komponen terbesar dari sampah di tempat pembuangan sampah di AS. Kerugian ekonomi dan lingkungan yang begitu besar memaksa pemerintahan Barack Obama menyerukan kampanye pengurangan limbah makanan.

Ini adalah pengumuman pertama kalinya bagi AS untuk memangkas limbah makanan menjadi 50 persen hingga tahun 2030. Beberapa hari setelah itu, PBB menetapkan target yang sama sebagai bagian dari 17 kampanye sosial dan lingkungan yang berharap akan tercapai pada tahun 2030.

Tanggal kedaluwarsa merupakan penyebab utama dari banyaknya limbah makanan tersebut. Produsen biasanya memilih frasa yang mereka gunakan pada kemasan. Misalnya, salah satu merek susu menyatakan produknya 'baik digunakan sebelum', sementara yang lain menulis 'dijual sebelum'. Sedangkan sepertiga lainnya mungkin tidak mencantumkan keterangan tentang kedaluwarsa sama sekali.

Masalah lain adalah bahwa produsen juga memilih metode mereka sendiri untuk menentukan tanggal kedaluwarsa. Beberapa menggunakan kebiasaan konsumen untuk menentukan waktu terbaik sebuah produk, sementara yang lain menggunakan tes laboratorium untuk menentukan titik di mana populasi patogen dalam makanan tertentu bisa membuat orang sakit.

Produsen makanan kaleng sering mengatur tanggal kedaluwarsa jauh lebih awal dari yang diperlukan untuk menghindari kecurigaan konsumen tentang makanan yang tetap segar meski disimpan dalam waktu yang lama.

Banyak konsumen juga sering salah paham tentang kedaluwarsa makanan dan tidak tahu apa yang menyebabkan makanan bisa berakibat buruk pada kesehatan. Meski banyak yang khawatir menjadi sakit karena mengkonsumsi makanan lama, namun penyakit kadang juga bisa disebabkan oleh kontaminasi, bukan pembusukan makanan.

"Dalam 40 tahun terakhir, di delapan negara telah terjadi penarikan produk dan wabah keracunan makanan, yang ternyata tidak disebabkan oleh masalah shelf-life (ketahanan simpan)," kata John Ruff, presiden Institute of Food Technologists, kepada NPR.

Tapi untuk mencapai tujuan pengurangan limbah nasional dan internasional akan membutuhkan bantuan industri makanan. Segelintir perusahaan makanan utama sangat mendukung sistem pelabelan baru yang diusulkan.

(aa/aa)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From News Section