1. HOME
  2. INSPIRATORY
INSPIRATORY PENDIDIKAN

Komunitas Jendela: Anak-anak Jangan Sibuk dengan Gadget Saja

Komunitas Jendela ada untuk membuka cakrawala anak-anak generasi muda Indonesia---dengan buku.

By Azalia Amadea 26 Februari 2016 11:51
Komunitas Jendela, Jakarta (Foto: komunitasjendela.org)

Money.id - Seperti yang kita ketahui minat baca buku generasi muda Indonesia saat ini semakin menurun. Ditambah hadirnya beragam gadget canggih membuat mereka perlahan meninggalkan kegiatan membaca buku.

Berangkat dari fenomena tersebut tercetuslah 'Komunitas Jendela' yang didirikan pertama kali oleh sekumpulan anak muda Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Komunitas ini pertama kali terbentuk pada 12 Maret 2011. Seperti halnya fungsi utama sebuah buku sebagai Jendela dunia, komunitas Jendela ada untuk membuka cakrawala anak-anak Indonesia.

 

Foto: komunitasjendela.org

Komunitas Jendela hadir pertama kali akibat rasa prihatin para relawan terhadap anak-anak korban paska erupsi Gunung Merapi di Yogyakarta. Berangkat dari bencana tersebut lah mereka berinisiatif untuk mengajar anak-anak tersebut dan ternyata mendapatkan antusias yang tinggi.

"Konsep utama dari komunitas ini adalah untuk meningkatkan minat baca buku anak-anak Indonesia agar generasi penerus kita tidak hanya sibuk dengan gadget saja," kata Wilda Mulyaningsih (22) kordinator PR Komunitas Jendela kepada Money.id di Jakarta, Jumat 26 Februari 2016.

Komunitas Jendela memiliki 7 cabang 'perpustakaan' yang berada di Yogyakarta, Bandung, Lampung, Malang, Jakarta, Bengkalis, dan Medan. Di Jakarta sendiri Komunitas Jendela memiliki 3 cabang yaitu di Manggarai, Tanjung Priok, dan Serpong dengan total 100 orang anak didik.

Donasi

Komunitas Jendela mendapatkan sumbangan dana pengajaran dari beberapa pihak. Untuk menggalang dana tim donasi dari 'Komunitas Jendela' rutin mendatangi perusahaan-perusahaan untuk memberikan proposal yang mampu mendapat dana donasi sekitar Rp1,5, juta - Rp5 juta.

Tak hanya itu, komunitas ini juga sering mengadakan garage sale dan menjual buku-buku yang belum pantas dibaca oleh anak-anak didik mereka usia 4-16 tahun dan mendapatkan dana sekitar Rp500 ribu.

Mereka juga memiliki program utama 'kakak asuh' yang memberi kesempatan untuk para relawan yang ingin membiayai sekolah dan keperluan adik asuh mereka.

Untuk mereka yang ingin mengasuh adik tingkat Sekolah Dasar dapat rutin mendonasikan uang mereka sebesar Rp100 ribu. Sedangkan, adik tingkat Sekolah Menengah Pertama donasinya sebesar Rp200 ribu dan adik Sekolah Menengah Atas sebesar Rp300 ribu.

Namun, pendonasian tersebut tidak bersifat paksaan hanya bagi mereka saja yang merasa memiliki pendapatan lebih. Donasi tersebut dapat diberikan setiap bulannya kepada tim donasi Komunitas Jendela yang dapat dilihat lebih lengkapnya di Twitter @jendelajakarta.

Kegiatan belajar mengajar dari komunitas ini biasa dilakukan pada hari Sabtu dan Minggu di perpustakaan cabang 'Jendela Jakarta' yang terletak di dekat stasiun KA Manggarai.

Kegiatan tersebut meliputi belajar, praktikum, cooking day, nonton bareng, serta 1 day 1 trip yang diadakan sebulan sekali untuk mengajak anak didik mereka belajar sambil wisata ke museum dan taman bermain.

Wilda berharap dengan adanya Komunitas Jendela, akan semakin banyak lagi komunitas lain yang serupa, yang mampu memberikan dampak baik terhadap masa depan generasi anak muda Indonesia. (ita)

(aa/aa)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Inspiratory Section