1. HOME
    2. INSPIRATORY
INSPIRATORY BISNIS

'Kabin Kapsul' Tempat Tinggal Minimalis Hasilkan Belasan Juta Rupiah

Tempat menginap minimalis itu juga banyak diminati oleh backpacker atau traveler dengan bujet sangat minim.

By Rohimat Nurbaya 24 Februari 2016 17:31
'Kabin Kapsul' Tempat Tinggal Minimalis (Dwi Narwoko/Money.id)

Money.id - Shantonio Siagian (43) memiliki ide kreatif membuat tempat singgah diberi nama 'Kabin Kapsul'.

Sebenarnya pria keturunan Sumatera Utara itu meniru konsep hunian minimalis di beberapa negara maju seperti Jepang dan Singapura, tapi kini diterapkan di Jakarta.

Kabin Kapsul menyasar kalangan menengah ke bawah. Biasanya mereka sedang memiliki urusan di Jakarta untuk beberapa hari saja namun tidak memiliki banyak uang untuk menyewa hotel atau penginapan mahal.

Tempat menginap minimalis itu juga banyak diminati oleh backpacker atau traveler dengan bujet sangat minim. Pemilik memajang iklan di media sosial dan beberapa e-commerce.

"Menginap di sini satu malam hanya dipatok Rp45 ribu, sudah pakai AC lagi," kata Shantonio saat berbincang dengan Money.id di kediamannya, Rawamangun, Jakarta timur, Selasa malam 23 Februari 2016.

Kabin Kapsul beralamat di Jalan Kayu Jati V Dalam Gang VI RT04 RW05 NO 26 Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur. Menuju ke lokasi, dari arah bypass Jalan Pulomas -Cawang hanya tinggal menuju Jalan Pemuda ke arah Pulo Gadung.

Rumah Kabin Kapsul tampak dari luar (Facebook)

Setelah bertemu dengan restoran Ayam Goreng Suharti, hanya tinggal maju sedikit hingga sampai di lampu merah Jalan Kayu Jati V, kemudian belok kiri. Perjalanan masih cukup panjang karena harus melewati jalan kecil dan gang.

Setelah masuk ke Jalan Kayu Putih V maju terus hingga bertemu dengan Indomaret Kayu Putih, letaknya persis bersebelahan dengan salon dan pangkas rambut Bandung, ada gang kecil masuk ke sana. Perjalanan sedikit lagi, di sana memang kawasan indekos mahasiswa.

Warga sekitar sebenarnya tidak tahu ada tempat persinggahan yang namanya 'Kabin Kapsul' mereka hanya tahu di sana banyak tempat indekos.

"Kalau sudah masuk gang tanya saja kontrakkan Opung Siagian, semuanya sudah tahu," ujar Shantonio.

Sejak 1980-an

Shanto mengaku, memang kedua orang tuanya sejak 1980-an menggeluti usaha kontrakkan, jadi nama bapaknya tidak asing lagi di daerah tersebut. Namun dulu hanya rumah petak biasa yang disewakan.

"Sejak 2014 saya upgrade, kalau kita tidak begini akan tegerus tidak akan bisa bertahan hidup di kota seperti ini," tutur dia.

Anak kedua dari lima bersaudara tersebut menuturkan, usaha tempat indekos di kawasan tersebut peluangnya sangat besar sekali, pasalnya ada universitas dan beberapa lokasi perkantoran.

Shanto pengelola sekalius pencetus Kabin Kapsul (Dwi Narwoko/Money.id)

Sebenarnya, Shanto yang sempat berprofesi sebagai analis keuangan tersebut menyadari potensi tempat tinggal 'Kabin Kapsul' tersebut sejak lama, namun baru beberapa tahun lalu bisa terlaksana. Alasannya adalah keterbatasan modal.

"Kalau tidak kita upgrage, penghasilannya tidak akan meningkat," imbuhnya.

Tempat indekos milik keluarga Siagian yang dikelola insinyur teknik sipil itu tidak semuanya dijadikan tempat tinggal Kabin Kapsul.

Saat ini baru ada 16 petak kabin kapsul. Ukuran setiap kabin 1,5x2 meter yang dibuat di dalam sebuah kamar ukuran 3x3,5 meter. Isinya hanya sebuah loker empat pintu, kemudian empat kasur dan empat bantal yang ditempatkan di masing-masing kabin.

Jadi sederhananya di tempat indekos dikelola Shanto tersebut, ada empat kamar yang disekat lagi menjadi empat bagian sehingga bisa diisi oleh empat orang.

"Sekat yang diunakan menggunakan triplek, kemudian konstruksinya dari baja ringan," ucapnya.

NEXT>>> Penghasilan Lebih Besar

 

 

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Inspiratory Section