Kedai pancong ini dimiliki oleh dua sahabat yaitu Mang Kumis (Wari) dan Mang Dadang (H Ada) asal Sumedang. Mereka merantau ke Jakarta dan mencari nafkah dengan berjualan kue pancong sekitar tahun '90-an. Mereka mencoba peruntungan dengan membuka usaha sendiri kue pancongnya di daerah Depok.
"Awalnya tidak begitu ramai, kue pancong ini baru mulai ramai sekitar 1999 saat itu kebanyakan pengunjung hanya tau dari mulut ke mulut saja," kata Yadi, keponakan Mang Dadang yang ditemui Money.id di Depok, Jumat 13 Mei 2016.
Menurut penuturan Yadi, kala itu pamannya Mang Dadang dan Mang Kumis membuka usaha kue pancong dengan modal Rp25 juta. Modal tersebut dipakai untuk sewa tempat serta membeli perlengkapan dan bahan untuk jualan kue pancong.
Tanpa strategi penjualan yang rumit, hanya melalui informasi mulut ke mulut para pengunjung kue pancong semakin ramai. Terutama mulai pukul 15.00-24.00 WIB, para pengunjung sampai harus antre dengan mengambil nomor urut agar dapat dilayani.
"Setiap harinya bisa sekitar 200 orang pengunjung warung bahkan terkadang bisa lebih. Untuk pendapatan kotor bisa dapat Rp3 juta per harinya," kata pria berusia 30 tahun tersebut.
Saat ini, usaha warung pancong dikelola oleh kedua anak Mang Dadang yaitu Sumarni dan Dian serta keponakannya yaitu Yadi.
Sebagai pengelola Yadi berharap, usaha kue pancong ini dapat berkembang dan sukses hingga dapat membuka cabang lainnya yang akan direncanakan dibuka masih sekitaran wilayah Depok. (poy)
Intip Kado Istimewa Rafathar dari Kuda Poni Hingga Taman Bermain
Agar Dompet Tak Makin 'Tipis', Lakukan Penghematan dengan Cara Ini
Pemerintah Angkat Bicara Soal Rokok Naik Jadi Rp50 Ribu per Bungkus