1. HOME
  2. FASHION-BIZ
FASHION

Lahir di Kota Gudeg, Kini Tas Rajut Dowa Telah Mendunia

Harga tas rajut handmade Dowa memang tak murah, yakni mulai dari Rp200 ribu hingga jutaan rupiah. Namun kualitasnya telah diakui dunia.

By Dian Rosalina 12 Januari 2016 09:31
Tas rajut Dowa asal Yogyakarta yang mendunia (dowabag.co.id)

Money.id - Apa jadinya jika tradisional bertemu dengan sisi modern? Itulah yang terjadi pada tren fashion tas rajut yang beberapa waktu belakangan kembali populer dan banyak diburu oleh para pecintanya.

Tak hanya di luar negeri, di dalam negeri pun sejumlah produsen pembuat tas menggunakan bahan rajut sebagai tampilan koleksinya. Salah satunya Dowa Bag yang berasal dari Yogyakarta.

Sekilas nama Dowa terdengar unik di telinga orang yang belum mengenal merek tas wanita yang satu ini. Nama Dowa diambil dari bahasa sansekerta yang berarti doa.

Dowa tak main-main, produksi tasnya kini telah mendunia. Yang unik adalah hampir semua tas tersebut terbuat dari rajutan tangan alias handmade.

Dowa memang dikenal spesialis tas rajut. Harga harga tas ini boleh dibilang tidak murah untuk pasar lokal, yakni mulai dari Rp200 ribu hingga jutaan rupiah. Dengan kualitas yang sudah diakui di dunia, harga tersebut terbilang pantas untuk tas-tas produksi Dowa.

Delia Murwihartini, pemilik Dowa, mengatakan dirinya membuat tas rajutan yang berbeda dengan yang lain. Karena selain harganya tidak murah di pasar lokal, kualitasnya bisa disandingkan dengan kualitas tas-tas di dunia.

Bisnisnya ini berawalnya sejak 1989, ketika ia membuat 10 hingga 15 tas rajut yang dijajakan di sepanjang jalan Prawirotaman, Yogyakarta. Kemudian, ada seorang turis asal Swedia yang memesan hingga 100 buah tas rajutan untuk dibawa ke negara asalnya. Mulai dari situlah tas buatan Delia dikenal oleh para pelancong mancanegara.

Tak hanya itu, tas yang diprodusi di Jalan Godean km 7 Sidomoyo, Yogyakarta ini pun sudah menembus pasaran internasional Amerika dan Eropa.

Di Amerika, sebuah butik di Fifth Avenue, New York, terpajang sebuah tas rajut bernama The Sak. Sedangkan di Eropa, Dowa telah berada dibawah bendera The Read's. Tas Dowa memang terkenal istimewa, selain terbuat dari tangan. Setiap pelanggan yang ingin membeli tas tersebut bisa memesan model sesuai dengan keinginannya dan eksklusif.

"Keindahan Dowa adalah cara kita menghasilkan tas rajutan, kombinasi kerajinan tangan dan fashion kelas dunia," ucap Delia.

Mahal Tapi Unik

Seorang mahasiswi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indriane Glaudiah pun menjadi salah satu penggemar tas unik tersebut. Ia bercerita pertama kali ia mengetahui tas tersebut berawal dari sang tante yang merekomendasikannya untuk membeli tas itu.

"Jadi yang pertama suka itu tante saya. Nah, dia yang merekomendasikan tas Dowa itu. Tasnya bagus, modelnya tidak pasaran, dan kualitasnya pun terjamin. Makanya saya tertarik," kata Indriane ketika berbincang dengan Money.id, Selasa 12 Januari 2016.

Indriane mengatakan bahwa tantenya sering sekali ke Yogyakarta untuk menjenguk anaknya yang sedang berkuliah di sana, sekalian berbelanja. Tas pertama tantenya adalah sebuah tas jinjing rajut, dengan warna peach dan dompet handphone berwarna maroon.

Setelah mendengar dan melihatnya sendiri, akhirnya wanita berusia 22 tahun tersebut membeli tas Dowa pertamanya. Mengikuti jejak Indriane dan tantenya, ibu Indriane pun ikut membelinya. Selain unik, tas rajut tersebut, menurutnya cukup kuat untuk menampung isi tas yang lumayan banyak.

"Tas yang saya beli itu bentuknya ransel rajut berwarna hijau. Ibu saya membeli tas model tote bag rajut tapi ciri khasnya seperti ada kantong di dalam. Dia juga membeli dompet dan tempat pensil dengan warna yang sama seperti tas, yaitu hijau," ujarnya.

Ia mengatakan bahwa harganya tersebut memang tidak bersahabat dengan mahasiswa pada umumnya. Namun karena modelnya yang unik dan merek lokal yang cukup terkenal, ia pun bersedia membayar mahal.

"Harga yang saya bayar memang mahal, tidak cocok dengan kantong mahasiswa sih sebenanya. Yang saya tahu, mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Seperti tas yang saya saja sekitar Rp380 ribu, tas tote bag milik ibu saya Rp500 ribuan. Sedangkan tante saya, mencapai Rp600 ribuan," ucap Indriane. (dwq)

(da/dr)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Fashion-Biz Section