Money.id - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, hampir dipastikan akan maju dalam pemilihan periode berikutnya lewat jalur independen. Niatan Ahok pun mendapat dukungan dari relawan yang menamakan diri sebagai 'Teman Ahok'.

Berbagai usaha dilancarkan Teman Ahok agar mantan Bupati Belitung Timur tersebut dapat maju menjabat untuk kedua kalinya. Salah satunya adalah dengan mendirikan situs resmi temanahok.com yang difungsikan sebagai pusat monitoring pergerakan Teman Ahok, terutama monitoring jumlah pengumpulan KTP warga Jakarta yang mendukung Ahok.

Kabar terkini, situs Temanahok.com dilaporkan sempat mendapatkan serangan dari hacker hari ini, Kamis 10 Maret 2016. Hal ini pertama kali diumumkan di laman Facebook resmi Teman Ahok.

"Website kami www.temanahok.com mengalami percobaan hack (peretasan). Saat ini sistem kami sengaja disable (nonaktif)," tulis akun Facebook Teman Ahok.

Dijelaskan lebih lanjut, situs temanahok.com mengalami serangan DDoS. Menurut keterangan yang dikutip dari laman Toms Hardware, metode DDoS merupakan bentuk serangan yang dilakukan terhadap sistem komputer seperti web host ataupun server yang terdapat dalam jaringan internet.

Tujuan dari serangan jenis ini adalah membuat server yang diserang kerepotan dan tidak dapat diakses oleh pengguna.

Bila dilihat secara mendasar, konsep serangan DDoS sebenarnya cukup simpel. Pelaku atau hacker akan membuat banyak jaringan 'komputer palsu' alias 'booter' yang digunakan untuk melakukan request (permintaan perintah) terhadap suatu server yang dituju.

Dengan begini, hacker dapat membanjiri server yang ingin diserang dengan permintaan palsu, sehingga server kewalahan dan akhirnya tumbang (down).

Untungnya, serangan yang menimpa situs temanahok.com dapat ditanggulangi dalam kurun waktu sekitar 3 jam. "Setelah sempat mengalami percobaan hack, kini website www.temanahok.com sudah dapat diakses kembali," ungkap akun Facebook Teman Ahok.

Situs temanahok.com sendiri digagas oleh lima warga Jakarta dengan berbagai latar belakang, yakni Amalia Ayiningtyas, Aditya Yogi Prabowo, Richard Handris, Singgih Widiyastomo dan Muhammad Fathony.