1. HOME
  2. NEWS
DPR

Di Balik Proyek Perpustakaan Megah DPR Senilai Rp570 Miliar

Ketua DPR RI Ade Komarudin ngotot rencana pembangunan perpustakaan itu harus dilakukan demi mencerdaskan para wakil rakyat.

By Dwifantya Aquina 30 Maret 2016 11:01
Ketua DPR RI Ade Komarudin (Merdeka.com)

Money.id - Aksi para wakil rakyat yang duduk di bangku panas Senayan kembali menuai kontroversi. Setelah rencana pembangunan gedung DPR dengan budget fantastis, kini DPR kembali berencana membangun perpustakaan terbesar se-Asia Tenggara.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Ade Komarudin mengusulkan agar DPR memiliki perpustakaan megah yang bakal diisi 600 ribu buku, pada Selasa pekan lalu. Awalnya, usulan pembangunan perpustakaan ini disampaikan oleh cendikiawan pada Selasa 22 Maret 2016 lalu. Mereka mengusulkan agar DPR memiliki perpustakaan terbesar di Asia Tenggara.

Meski sejumlah pihak menentang, politisi Partai Golkar itu tidak goyah dengan usulan pembangunan tersebut. Dia mengatakan, perpustakaan baru nantinya memperbesar dan mencerdaskan bangsa.

Akom, sapaannya, mengatakan ketidakpercayaan dari masyarakat terhadap pembanguan perpustakaan adalah sebuah tantangan bagi dirinya untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada parlemen.

"Banyak yang bilang citra itu lebih penting dari kebenaran, karena citra segala-galanya untuk pemilu. Saya tidak peduli dengan citra itu, kalau saya anggap benar, saya anggap benar," kata Akom di Gedung DPR RI, Selasa 29 Maret 2016 kemarin.

"Itu satu realitas yang saya harus perbaiki. Tidak bisa diperbaiki dalam tempo satu atau dua hari. Itu satu realitas itu harus saya terima," tuturnya.

Ke depan, menurut Akom, dia bersama anggota dewan lainnya akan membuat parlemen menjadi populer di mata masyarakat. Sehingga anggapan tentang parlemen yang tidak baik tak ada lagi.

"Publik mengatakan DPR tidak boleh dipercaya, itu tantangan yang tidak mudah saya hadapi. Namun itu adalah realitas yang harus saya hadapi," ujarnya.

Bukan hanya itu, Akom pun mengaku siap menghadapi pihak yang menolak pembangunan perpustakaan DPR. Dia mengatakan, perpustakaan baru nantinya memperbesar dan mencerdaskan bangsa.

"Itu usulan bagus. Saya siap hadapi baik luar (parlemen), dalam parlemen (fraksi-fraksi) termasuk jika pemerintah yang menolak," ujarnya.

Ade menuturkan, perpustakaan bakal dibangun sedemikian menarik sehingga niat membaca anggota parlemen, wartawan, dan masyarakat meningkat dengan dibangunnnya perpustakaan itu.

Menurutnya, perpustakaan nantinya tak hanya mencerdaskan bangsa, tetapi juga menjadi simbol intelektualisme Indonesia. Dia pun tidak mempedulikan adanya tanggapan pembangunan perpustakaan ialah akal-akalan DPR.

"EGP (emang gue pikirin). Menurut saya sesuai akal sehat. Saya kira tidak ada alasan merecoki hal-hal yang disampaikan cendikiawan," ucap Ade.

Politikus asal Jabar ini menyebut kegemaran membaca belum merata di masyarakat, termasuk anggota DPR. Ada yang hobi membaca buku, ada pula yang tidak.

"Negara susah maju karena enggak doyan (baca) buku," ucap Akom.

Dia mengaku belum membahas lebih lanjut rencana pembangunan perpustakaan di parlemen. Pembahasan bakal dilakukan di masa persidangan selanjutnya yang dimulai pada 6 April.

"Nanti akan saya sampaikan ke BURT. Saya yakin akan bersedia," kata dia.

Anggaran perpustakaan ini akan termasuk di dalam anggaran proyek DPR di APBN 2016 senilai Rp570 miliar. Perpustakaan yang bisa memuat 600.000 buku ini nantinya akan satu gedung dengan gedung baru untuk ruang kerja anggota.

Biar Anggota DPR Makin Pintar!

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengatakan, rencana itu bukanlah ide ambisius anggota dewan. Selain karena didorong oleh cendekiawan, perpustakaan DPR adalah alat kelengkapan yang seharusnya ada yang sudah disetujui dalam rapat paripurna.

"Itu sudah ada dalam rencana besar yang disetujui paripurna. Di mana-mana, di seluruh dunia, parlemen harus dibangun, kita belum pernah bangun gedung parlemen dan kelengkapan seperti perpustakaan. Ke depan perpustakaan parlemen jadi cita-cita," kata Fahri di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, seperti dikutip dari Merdeka.com, Rabu 30 Maret 2016.

"Jangan kalian seolah-olah parlemen itu orang-orang ambisius. Ada dukungan cendekiawan, Ignas Kleden, Ulil Abshar Abdalla, Ayu Utami," tambahnya.

Menurut dia, usulan para cendekiawan ini tentu berniat untuk mendorong peningkatan kapasitas dan kualitas anggota dewan.

"Karena kalau tidak ada, gimana orang yang dipilih ya begitu kualitasnya. Belum tentu pintar, rakyat milih karena dia ramah, nyentrik, tapi kalau udah di DPR, dia harus pintar, mengritik anggaran bikin UU. Ini semua positif, bukan kepentingan orang per orangan," jelasnya.

Dia mengatakan harus ada gerakan kembali ke masyarakat yang rajin baca dan hal itu bisa juga dimulai dari DPR. Perpustakaan itu nantinya dibuat lebih besar minimal lebih dari milik Singapura sebab perpustakaan yang ada sekarang ini belum memadai.

"Tidak harus seperti perpustakaan kongres (AS) yang punya 30 juta buku, jangan lebih kecil di perpustakaan Singapura dong. Harus ada gerakan kembali ke perpustakaan, ada bahaya, karena kita makin ditarik dari kegiatan membaca. Kembali baca supaya isi otak kita banyak. Saya pribadi sudah ajak perpustakaan BI, MK, kita bikin gerakan, agar jadi bangsa yang tetap cerdas," kata politisi PKS ini.

"Perpustakaan lama ada tapi mirip perpustakaan ketua RT. Konsepnya nanti perpusnas, parlemen sekarang dianggap penting, kalau ambil tradisi demokrasi dunia," ujarnya.

Baca Juga

(da/da)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From News Section