1. HOME
  2. INSPIRATORY
BISNIS

Strategi Jitu Pemilik Online Shop Retail Therapy

Kini konsumen online shop Retail Theraphy sudah ada di Malaysia dan Australia.

By Dian Ardiahanni 18 Oktober 2015 12:00
Pemilik online shop Retail Therapy, Kalista Azzahra (Foto: Rohimat Nurbaya/Money.id)

Money.id - Online shop jadi alternatif belanja modern. Bisnis itu banyak dipilih karen bisa dijalankan meski modal minim. Pembeli juga dimudahkan, hanya memesan melalui gadget barang langsung datang.

Kalista Azzahra (33) pemilik online shop Retail Therapy bisa meraup omzet ratusan juta rupiah per bulan dari bisnis itu. Dia memasarkan produk melalui media sosial Instagram dan website.

"Saya sudah lima tahun buka usaha ini, tepatnya sejak 2010," kata Kalista saat berbincang dengan Money.id, di kediamannya, Jalan Haji Sinen, Ragunan, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

Selain menggunakan media sosial dan website Kalista mencoba strategi pemasaran lain. Dia meminjamkan baju dan sepatu hasil rancangannya pada penata busana di stasiun televisi dan meng-endorse beberapa artis.

"Kalau artis yang pernah di-endorse Audy Marisa," terang dia.

Artis lain incarannya untuk di-endorse adalah Ayu Ting Ting. Kalista mengaku sangat bernafsu ingin menggandeng artis dangdut tersebut untuk kerjasama. Alasannya, followers Ayu di media sosial jumlahnya jutaan orang.

"Di Instagram-nya saja sudah ada 6,7 juta followers, belum Facebook dan Twitter," imbuhnya.

Dia juga mencoba teknik pemasaran baru, yakni memberi penghargaan pada konsumen. Bila ada konsumen membawa temannya belanja akan diberikan hadiah, konsumen itu juga diberi gelar.

Dengan teknik seperti itu diharapkan konsumen akan mengajak teman-temannya supaya belanja sepatu dan baju di Retail Therapy.

"Kalau endorsement saya tidak terlalu fokus, soalnya saat ini sudah banyak sekali," terang dia.

Konsumen Retail Therapy bukan hanya di dalam negeri, tapi sudah menyebar ke luar negeri seperti Singapura, Malaysia dan Australia. Bahkan untuk di Malaysia sudah ada orang bersedia mendistribusikan secara khusus.

Fokus Bisnis

Kalista mengatakan, bisnis tersebut bukan hanya soal pendapatan saja, tetapi sudah jadi lapangan kerja bagi banyak orang. Saat ini karyawan Retail Therapy ada 24 orang, sehingga dia harus lebih serius mengelolanya.

"Saya berhenti karyawan juga berhenti. Saya maju mereka juga maju, ada semacam beban moril," terang dia.

Bagi dia untung sedikit tidak masalah, tapi paling penting adalah barang hasil produksinya bisa dimiliki orang banyak dan karyawan bisa digaji.

Cita-citanya Kalista saat ini produk Retail Therapy tidak hanya dijual secara online, tapi bisa segera dipasarkan di mal seluruh Jakarta. Sebab menurutnya, tempat itu merupakan sebuah area one stop shopping rutin dikunjungi semua orang.

"Semoga Retail Therapy nantinya tidak cuma disatu mal saja, tapi bisa ada disemua mal di Indonesia. Bahkan diseluruh dunia," harapnya.

Kendala buka toko di mall adalah birokrasi. Kata dia, buka toko di tempat itu perlu kesabaran. Saat ini saja dia sudah dua tahun menunggu supaya bisa berjualan di sebuah mall di Jakarta Selatan tapi belum ada hasil.

"Jadi harus giliran, nanti setelah ada yang keluar baru saya bisa masuk. Sekarang saya baru masuk proposal saja, tapi belum ada panggilan," ucapnya.

Lihat Instagram Retail Theraphy di sini. Lihat juga website Retail Theraphy di sini

Suka dengan artikel ini? KLIK LIKE

(rn/da)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Inspiratory Section