1. HOME
    2. INSPIRATORY
KISAH INSPIRATIF

Kisah Roni, Anak Pulau Sukses Jadi Juragan Kerupuk

Pada 2012 nasib baik menghampiri Roni dia kedatangan pembeli dari Thailand. Akhirnya...

By Rohimat Nurbaya 16 Mei 2016 20:03
Pengusaha Kerupuk TEripang, Roni Lahanda (Money.id/Dwi Narwoko)

Money.id - Roni Lahanda Zaintisa (23), pemuda asal Pulau Simeulue, Kabupaten Aceh memiliki keinginan kuat untuk mengubah hidup jadi lebih baik. Dia memanfaatkan kekayaan alam di kampungnya supaya dikonversi jadi uang. Roni mengolah teripang jadi kerupuk.

Mungkin bagi orang kota yang mudah mengakses informasi dan pendidikan membuat kerupuk bukan suatu yang istimewa. Tetapi bagi Roni, itu merupakan perjuangan luar biasa, terlebih camilan renyah yang diciptakannya itu berkhasiat untuk obat.

"Di kampung saya akses internet saja sangat sulit, akses jalan susah. Butuh 16 jam bila berangkat dari kota Banda Aceh," ucap Roni saat berbincang dengan Money.id di kawasan ICE, Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, Banten, beberapa waktu lalu.

(Baca Juga: Kisah Roni Ciptakan Kerupuk Obat)

Roni melakukan penelitian pembuatan kerupuk teripang sejak SMP, tepatnya dari 2007 hingga 2010. Dia bersama pamannya bertekad membuat sebuah produk yang bermanfaat bagi orang banyak. Hal tersebut dilatarbelakangi sulitnya akses kesehatan di kampungnya.

Akibat sulitnya akses kesehatan, Roni ditinggalkan ibu untuk selama-lamanya sejak usia tiga tahun. Penyebabnya karena keterlambatan penanganan medis. Tidak hanya ibunya, kakek dan tante yang mengurusnya meninggal dengan kondisi sama, karena terlambat penanganan medis. Hati Roni semakin teriris.

Dia melakukan penelitian teripang diolah menjadi kerupuk karena di kampungnya ada biota laut itu. "Tetapi rasanya tidak enak," ujarnya.

Latar belakang itulah yang menjadi pendorong utama Roni untuk menggeluti bisnis kerupuk teripang tersebut. "Ini selain untuk camilan, berkhasiat juga menyembuhkan segala macam penyakit." Roni memasarkan kerupuk itu di beberapa tempat wisata di Provinsi Aceh.

Bersambung ke halaman berikutnya...

 

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Inspiratory Section