1. HOME
    2. INSPIRATORY
KISAH INSPIRATIF

Sakit Hati Sulit Akses Medis, Roni Sukses Ciptakan Kerupuk Obat

Roni tinggal di pulau terpencil, saat usia 3 tahun ibunya meninggal karena terlambat ditangani secara medis.

By Rohimat Nurbaya 12 Mei 2016 16:02
CEO UD Zaintisa, Roni Lahanda (Money.id/Dwi Narwoko)

Money.id - Jauh dari akses informasi tidak membuat Roni Lahanda Zaintisa (23) kehilangan kreativitas. Dengan semangat tinggi, sejak 2007 dia meneliti biota laut bernama teripang, supaya bisa dikonsumsi jadi camilan sehat dan berkhasiat sebagai obat.

Dia memulai penelitian sejak masih duduk di bangku SMP. Di tempat tinggalnya Pulau Simeulue, Kabupaten Aceh, teripang sangat mudah didapatkan namun tidak dimanfaatkan secara maksimal. Padahal khasiat biota laut tersebut sangat banyak, termasuk untuk obat.

"Saat SMP tidak ada referensi sama sekali untuk mengolah teripang," kata Roni saat berbincang dengan Money.id di kawasan ICE, Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, beberapa waktu lalu.

Roni mengaku, memang warga Simeulue sudah tahu teripang bisa dijadikan obat. Namun, jarang ada yang bersedia mengonsumsinya, karena rasanya tidak enak. Karena kondisi tersebut, dia bersama pamannya bertekad membuat sebuah produk berbahan teripang, sehingga biota laut itu lebih memiliki rasa lebih bersahabat dengan lidah masyarakat.

Cara yang dilakukan Roni adalah dengan mengolah teripang menjadi kerupuk. Dia memastikan, meski teripang yang memiliki banyak manfaat itu sudah menjadi kerupuk namun khasiatnya tidak berkurang. Produk itu dinamai Kerupuk Teripang dan dipasarkan melalui badan usaha UD Zaintisa.

"Kami berfikir bagaimana caranya agar rasa teripang yang pahit, asin dan terlalu asam itu bisa dikonsumsi," jelas dia.

Kerupuk teripang UD Zainista (Facebook)

Alasan kuat yang mendorong Roni ingin menjadikan rasa teripang lebih bersahabat dengan masyarat, dia beberapa kali ditinggal orang tercinta karena keterlambatan penanganan medis. Pasalanya, pulau Simeulue sangat sulit diakses. 

Bila berangkat dari Kota Banda Aceh, paling cepat butuh sekitar 16 jam untuk menuju ke pulau tersebut. Apabila ada badai bisa sampai 30 jam perjalanan dari pusat kota Aceh.

"Saya kehilangan ibu ketika umur tiga tahun," ujar Roni. Dia mengaku, saat itu memang fasilitas medis di tempat tinggalnya masih sangat terbatas. 

Menurut Roni, kejadian serupa tidak hanya terjadi sekali saja. Dia beberapa kali ditinggalkan keluarga tercinta dengan kondisi yang sama. Semua karena keterlambatan penanganan medis.

Setelah ditinggalkan ibunya, pada 2002 Roni ditinggalkan kakek yang mengurusnya semenjak sang ibu meninggal. Setelah itu, dia diurus oleh nenek dan tantenya. Namun kejadian serupa lagi-lagi menimpanya, orang yang dicintainya meninggalkan Roni dengan cara yang sama.

Kata Roni, pada 2009 tante yang mengurusnya sejak ditinggalkan sang kakek, meninggal karena keterlambatan penanganan medis. "Saya depresi dan bertekad ciptakan obat yang disukai semua orang," tutur dia.

Setelah ditinggalkan tantenya yang ada di fikiran Roni hanya ingin bisa menyembukan orang tanpa rumah sakit, agar tidak ada lagi kejadian orang meninggal karena keterlambatan penanganan medis.

"Jadi ciptakan obat yang disukai semua orang maka saya pilih teripang," ujarnya.

NEXT>>> Terbukti ampuh

 

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Inspiratory Section