1. HOME
  2. INSPIRATORY
INSPIRATORY BISNIS

Jatuh Bangun Rintis Bisnis Kebab Turki Baba Rafi

Hendy memulai usaha Kebab Turki Baba Rafi dengan modal Rp4 juta saja.

By Rohimat Nurbaya 6 November 2015 19:03
Kebab Turki Baba Rafi (Foto: babarafi.com)

Money.id - Kebab Turki Baba Rafi kini jadi salah satu waralaba terbesar di Indonesia. Dirintis di Surabaya pada 2003, kini bisnis kuliner tersebut sudah meluas hingga Malaysia dan Filipina, China, Srilanka, Singapura, Brunei, dan Belanda.

Founder and Group CEO Baba Rafi Enterprise, Hendy Setiono mengatakan, banyak sekali pengalaman tidak bisa dilupakan selama menjalani usaha tersebut. Ketika awal merintis usaha, tepatnya dua minggu berjualan tiba-tiba karyawannya sakit.

"Dari semula berjualan berdua, saya memutuskan menunggui gerobaknya seorang diri, ditambah hari itu hujan deras," kata Hendy kepada Money.id, beberapa waktu lalu.

(Kebab Turki Baba Rafi/Foto: babarafi.com)

Dengan keadaan tersebut dia tetap menghibur diri, caranya uang hasil jualan hari itu langsung dibelikan sea food di warung sebelah tempat gerobaknya. "Saat saya membayar, ternyata lebih mahal dari hasil jualan saya, jadi malah rugi," ujar dia.

Seperti bisnis pada umumnya, bisnis Kebab Turki Baba Rafi pernah mengalami hambatan terutama di awal-awal pendiriannya.

Tetapi hal itu tidak dibiarkan berlarut-larut. Hendy terus berpikir positif dan mengubah segala kemungkian jadi peluang usaha.

"Tantangan dan peluang itu bedanya sangat tipis," ujarnya.

Selain itu, pada awal pengembangan usaha dia menghadapi kesulitan di sektor marketing maupun supply bahan baku. Tetapi saat itu perusahaan tersebut terus berkembang dengan banyaknya karyawan.

"Tujuan utama saya, perusahaan ini dapat bersaing dalam persaingan bisnis global," ucap dia.

(Kebab Turki Baba Rafi/Foto: babarafi.com)

Modal Rp4 juta

Hendy memulai usaha Kebab Turki Baba Rafi dengan modal Rp4 juta saja. Ide awal dia memulai usaha tersebut muncul ketika pergi ke Qatar untuk mengunjungi ayahnya yang bekerja di sana. Saat itu dia mencicipi berbagai jajanan khas Timur Tengah, salah satunya kebab.

Setelah mencicipi, langsung terlintas dalam pikirannya untuk membuka usaha makanan kebab di Indonesia. Saat itu dia menganggap peluangnya sangat besar, sebab belum ada yang menjual kebab di tanah air.

"Pada awal ketika berniat untuk membawa kebab ke Indonesia, saya memutuskan untuk belajar cara memasak kebab di gerai yang paling ramai di Qatar," ujar dia.

(Kebab Turki Baba Rafi/Foto: babarafi.com)

Alasan Hendy memilih gerai itu karena berasumsi bahwa gerai tersebut pemilik resep kebab paling enak dan paling digemari. Kemudian dia membawa resep yang dia pelajari ke bisnis kuliner yang dirintisnya.

Resep yang dia dapatkan tidak serta merta dipakai membuat kebab di Indonesia, sebab menurutnya apabila meniru resep dari Timur Tengah begitu saja kurang cocok dengan lidah semua orang di tanah air.

"Resep kebab dari Qatar rasa kapulaga dan cengkehnya cukup kuat sehingga tidak begitu disukai konsumen di Indonesia. Ukurannya pun terlalu besar," tutur Hendy.

Supaya bisa menyesuaikan produk dan layanan dengan standar pasar tentunya ada beberapa riset dan analisa. Salah satunya melakukan modifikasi rasa dan ukuran suapaya pas dan familiar dengan lidah orang Indonesia.

(Kebab Turki Baba Rafi/Foto: babarafi.com)

Selain itu, Hendy juga melakukan pengembangan terhadap variasi menu yang awalnya hanya menawarkan kebab saja, kemudian ditambah dengan menu lainnya seperti burger, syawarma dan lainnya.

"Bahkan sekarang Kebab pun sudah memiliki banyak varian, yang terbaru sekarang adalah frozen kebab," katanya.

Hendy menambahkan, hal tersebut dilakukan untuk menilai potensi pasar dan mendapatkan acuan dalam membuat standarisasi produk dan layanan agar produknya bisa diterima.

"Setelah semua proses tersebut berjalan lancar, langkah selanjutnya adalah membuat standarisasi yang dituangkan dalam SOP agar kualitas produk kami tetap terjaga," kata Hendy. (poy)

(rn/rn)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Inspiratory Section