1. HOME
  2. INSPIRATORY
INSPIRATIF

Jual Kaus lewat "Online", Pria 51 Tahun Raup Rp27 Miliar

Mulanya ia skeptis. Tetapi temannya menunjukkan keuntungan yang telah dihasilkannya dalam seminggu, lewat penjualan kemejanya, ia menghasilkan US

By Dian Ardiahanni 6 November 2015 06:35
Ilustrasi dolar (pixabay)

Money.id - Seorang penyiar radio Gyln Williams terpaksa berhenti dari pekerjaannya, ketika mengetahui ia mengidap kanker pita suara. Di usia 51 tahun, sulit baginya untuk menemukan lapak bisnis baru.

Selepas bekerja di stasiun radio di Derbyshire, Inggris, awal 2013 ia memutuskan untuk mulai menulis eBook. 

Diberitakan Businessinsider, Kamis 5 November 2015, dalam sebulan ia bisa menelurkan 22 judul dan mengantongi pendapatan seribu dolar atau setara Rp13 juta.

Tetapi setelah setahun, Williams mulai bersedih. Sebab ia harus berjuang, bukan uang untuk hidup sehari-hari saja, tetapi juga biaya pengobatannya.

Hingga akhirnya, rekan penulis lain menceritakan Teespring, situs pembuatan t-shirt kostum dan penjualan tanpa harus memiliki persediaan dan uang muka.

Mulanya ia skeptis. Tetapi temannya menunjukkan keuntungan yang telah dihasilkannya dalam seminggu, lewat penjualan kemejanya, ia menghasilkan US$600 atau sekitar Rp8 juta.

Akhirnya William terdiam dan membaca brosur Teespring dari temannya. Ternyata, perkataan temannya itu benar.

Sejak itu William berhasil mencatatkan namanya sebagai salah satu penjual Teespring yang paling sukses. Di tahun 2015 ini William mampu meraup keuntungan lebih dari US$2 juta yang setara Rp27 miliar.

Bagaimana bisa? Untuk memahaminya, platform kerja Teespring yang menguntungkan ini wajib dipahami.

Saat masuk ke situsnya, para penjual harus membuat desain t-shirt sendiri, dan juga mengunggah gambar rancangan itu. Lalu mereka menentukan jumlah pakaian yang akan dijual dan keuntungan per kaus.

Kemudian Teespring yang mengurus manufaktur, pengiriman, dan potongan biaya jual. Jika laku, Teespring akan mengirimkan hasil penjualan ke rekening mereka.

Pada awal berjualan, kaos kampanye William yang bertuliskan "Stop Smoking and Vape Instead" pernah tidak laku sehelai pun. Namun William mencari cara lain, tak lama ia pun berhasil mengantongi US$35 ribu atau sekitar Rp474 ribu.

Bahkan di akhir Februari 2014, William pernah merilis 20 kaos dan bekerja selama 16 jam per harinya. Ia pun pernah diharuskan untuk meluncurkan 489 kaus dengan desain berbeda pada hari St. Patrick.

Selain William, Marc Boulos yang juga menjajakan kausnya di Teespring ini mampu menghasilkan laba sebanyak US$135 ribu atau sekitar Rp1 miliar di akhir tahun.

Marc menjelaskan, agar berhasil, penjual harus membayar US$10 atau setara Rp135 ribu dalam membuat iklan di sosial media Facebook untuk tiap kaus yang dipasarkan. Selanjutnya iklan kaus itu akan tampil di Facebook seperti virus.

Kini Teespring bukan lagi situs yang tak dikenal orang. Situs itu telah membuka kesempatan tak terbatas bagi para pengusaha.

Di tahun lalu, lebih dari empat juta orang di Amerika Serikat membeli sesuatu dari Teespring. Akhir September lalu, Teespring pun memulai ekspansinya ke Eropa, dan bulan Agustus telah resmi bermitra dengan National Football League (NFL). (poy)

(im/da)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Inspiratory Section