1. HOME
  2. FOODILICIOUS
INSPIRATORY BISNIS

Di Balik Pecah Kongsi Bisnis Keluarga 'Maicih'

Maicih kini terpecah menjadi dua logo, menghadap ke depan dan ke samping. Ada apa?

By Putri Nabilla 3 November 2015 09:32
Logo kripik 'Maicih' kini ada dua (Twitter)

Money.id - Siapa yang tidak tahu makanan keripik pedas gurih berlevel asal Bandung ‘Maicih’ yang happening sejak beberapa tahun lalu.

Kemunculannya yang kini memiliki dua versi membuat bingung para pecintanya. Banyak yang menyangka beredar ‘Maicih’ tiruan dengan berbeda logo hadap samping dengan hadap depan. Apakah benar-benar tiruan?

Semula usaha Maicih memang dirintis secara kekeluargaan yaitu Dimas Ginanjar Merdeka (anak pertama, Direktur CV Maicih), Arie Kurniadi (anak kedua, Menteri Pangan Maicih), dan Reza Nurhilman (anak bungsu, Presiden Maicih). Namun, diakui Bob--sapaan Dimas-- memang perbedaan visi dan tujuanlah yang membuat awal dari keretakan cabang produksi makanan ringan ini.

Bob menjalani bisnis dengan logo Maicih menghadap ke depan dibawah bendera CV Maicih, berpisah dengan adiknya Reza dan Arie yang membesarkan nama Maicih dengan logo Maicih yang menghadap ke samping di bawah bendera Maicih (PT Maicih).

Sulung dari tiga bersaudara ini menjelaskan kini produksinya mengedepankan kreativitas dan tak melulu soal uang. Produksinya mendukung hal yang berhubungan dengan seni dan budaya seperti teater dan tari.

Berawal dari kecintaannya dalam mengkonsumsi keripik pedas, ia menjadikan lidahnya sebagai patokan kualitas rasa. Ia menjelaskan adanya perbedaan rasa dalam produksi ‘Maicih’ berlogo nenek menghadap depan ini.

"Kami lebih mengutamakan kualitas bukan kuantitas juga lebih memperhatikan lingkungan dengan cara repackage menggunakan paper bag, rebranding, dan memiliki program ‘One Coin One Leaf’," jelasnya.

Berbeda dengan Bob, ‘Maicih' dengan logo menghadap kesamping ini lebih memperluas jaringan dengan merekrut distributor sebanyak-banyaknya di beberapa kota. Sementara itu, Bob memperlihatkan keseriusannya dalam mengunggulkan kualitas keripiknya dengan mendaftarkan ke Depkes, BPOM, dan sertifikasi halal dari MUI.

Tokoh nenek ‘Maicih’ memang dihadirkan sebagai tokoh fiktif yang tidak benar-benar nyata, tapi kefiktifannya mengantarkan banyak hal abstrak yang berwujud nyata. Passion, kebaikan dan kearifan lokal yang tersimpan dalam seni-budaya, rasa pedas, adalah sesuatu yang tak mempunyai bentuk konkret, tapi hidup dan menghidupkan. (dwq)

(da/pn)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Foodilicious Section