1. HOME
  2. INSPIRATORY
INSPIRATORY BISNIS

Kebab Baba Rafi, Berawal dari Bisnis Lokal Kini Mendunia

Dalam waktu delapan tahun lebih Hendy telah memiliki 850 lebih gerai Kebab Baba Rafi di seluruh Indonesia

By Rohimat Nurbaya 5 November 2015 10:05
Kebab Turki Baba Rafi (Foto: babarafi.com)

Money.id - Kebab merupakan makanan khas dari Turki, kini makanan itu bisa dinikmati di Indonesia. Pioner pengusaha kebab di Indonesia adalah Hendy Setiono. Dia merupakan Founder and Group CEO Baba Rafi Enterprise.

Bisnis kebab Baba Rafi dimulai sejak 2003 secara home industry. Outlet pertama Baba Rafi hanya sebuah gerobak sederhana berwarna putih dioperasikan di dekat kediaman Hendy di Jalan Nginden Semolo, Surabaya, Jawa Timur.

"Lokasi tersebut dekat dengan sejumlah kampus dengan ribuan mahasiswa," kata Hendy kepada Money.id, beberapa waktu lalu.

Lokasi tersebut di proyeksikan sebagai pasar utama, hingga pada 2004, Hendy berhasil mendirikan enam cabang outlet kebab di Surabaya. Kemudian pada 2006 Hendy memutuskan menggunakan sistem waralaba atau Franchise sebagai bentuk pengembangan usaha.

"Dalam waktu delapan tahun lebih saya telah memiliki 850 lebih gerai Kebab Baba Rafi di seluruh Indonesia," ucap dia.

Tidak berhenti di situ, pada 2012 Hendy memutuskan untuk go international. Negara pertama dijajalnya adalah Malaysia. Dengan tekad dan kemauan kuat, serta tidak berhenti berinovasi Kebab Turki Baba Rafi bisa mendunia.

"Alhamdulillah jadi 'The World’s Biggest Kebab Chain' dari yang semula bisnis lokal menjadi bisnis Internasional," terangnya.

(Kebab Turki Baba Rafi/Foto: babarafi.com)

Sosok Hendy

Sebelum memulai usaha Kebab Turki Baba Rafi, pria kelahiran 30 Maret 1983 tercatat sebagai salah satu mahasiswa jurusan Teknik Informatika di Institut Teknologi Surabaya. Kemudian pada, semester empat dia mulai merintis usaha Kebab Turki Baba Rafi itu.

"Awalnya saya berpikir, saya punya dua pilihan antara tetap melanjutkan kuliah, atau fokus berwirausaha. Kalau saya tetap lanjut kuliah sambil berwirausaha, saya akan kesulitan untuk fokus," terangnya.

Supaya dapat hasil maksimal di keduanya, Hendy harus memilih yang lebih prospektif untuk masa depannya. Dia akhirnya memilih tidak menyelesaikan kuliah.

"Saya terjun 100 persen untuk menjalankan bisnis ini dan Anda bisa bayangkan bagaimana tanggapan orang atas keputusan tersebut," terangnya.

Kata dia, banyak orang bercita-cita kuliah di ITS karena perguruan tinggi favorit di Surabaya. Jurusan diambil Hendy juga favorit.

"Saya justru memilih keluar dari kampus hebat itu. But still, Entrepreneur always become my passion and here I am," ucap Hendy. (dwq)

(rn/rn)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Inspiratory Section