1. HOME
    2. INSPIRATORY
KISAH INSPIRATIF

Hebat, Pemuda Indonesia Ini Rancang Aerodinamis untuk Mobil F1

By Rohimat Nurbaya 11 Februari 2016 14:02
Setelah Lulus dari ITB, Tephie Lanjut Sekolah di Belanda

Perjalanan karier

Bekerja di perusahaan F1 merupakan impian Tephie sejak kecil. Tephie dan ayahnya sangat suka melihat pertandingan balap mobil F1. Dia mengaku pernah diajak nonton F1 secara langsung di Kuala Lumpur, Malaysia, tepatnya ketika baru masuk ITB.

"Kemudian saya berpikir, kayaknya bakal seru kalau kerja di F1 setelah lulus nanti," katanya.

Nilai akademis Tephie di ITB bisa dibilang sangat bagus. Hal tersebut dibuktikan dari Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Tephie saat meraih gelar sarjana adalah 3,95 (skala 4). Setelah lulus dari ITB kemudian dia melanjutkan kuliahnya di luar negeri.

"Dari dulu saya sangat ingin bersekolah ke luar negeri, karena saya ingin melihat dunia luar dan dapat pengalaman di luar negeri," ucap dia.

Kesempatan untuk berkuliah di luar negeri datang setahun setelah wisuda di ITB. Sambi menunggu, Tephie mengisi waktunya untuk magang selama tiga bulan sebagai Drilling Engineer di Chevron, Balikpapan.

"Sehabis magang, saya kembali ke laboratorium dosen pembimbing saya, untuk bantu-bantu nulis research paper dan mempersiapkan bahasa inggris untuk persiapan sekolah," tutur Tephie.

Sekolah di Belanda

Pada 2009, Tephie berhasil mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi S2 dalam bidang Engineering Fluid Dynamics/Sustainable Energy Technology di Universitas Twente, Belanda.

Dia kuliah di sana selama dua tahun hingga tahun 2011. Tephie memperoleh gelar masternya dengan predikat yang sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari Grade Point Average (GPA) yang diperoleh sebesar 8,05 (skala 10).

"Di sini saya belajar bukan hanya dari sisi keteknikannya saja, melainkan saya juga banyak belajar mengenai sisi sosialnya," ujarnya.

Ketika kuliah S2 di Belanda, Tephie sempat magang di Vestas Wind System A/S, Denmark selama 4 bulan. Saat itu dia menempati posisi Aerodynamics Development Engineer (ADE). Di tempat tersebut dia sangat beruntung karena bertemu dengan salah satu mantan engine designer di Toyota F1

"Ketika magang saya banyak mengobrol mengenai suasana kerja di F1," tutur Tephie.

Kemudian setelah mendapatkan gelar master, Tephie bekerja selama setahun sebagai Applied CFD Engineer di Dutch National Aerospace Laboratory (NLR), Belanda.

Selanjutnya dia mengajukan lamaran ke berbagai bidang perusahaan. Dari sekian banyak lamaran, Tephie berhasil diterima di perusahaan mobil balap. Hingga saat ini Tephie masih berkarya di tim balap F1 yang sangat didambakannya sejak baru masuk ITB.

Scuderia Torro Roso merupakan tim balap Formula 1 asal Italia. Ini Tim ini adalah salah satu dari dua tim F1 yang dimiliki oleh perusahaan minuman Austria, Red Bull.

Scuderia Toro Rosso merupakan tim junior Red Bull Racing. Tim itu dibentuk untuk mengembangkan keterampilan pembalap untuk tim senior. Sejak 2010, tim ini telah berkompetisi secara penuh pada ajang F1. (ita)

 

(rn/rn)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Inspiratory Section