1. HOME
  2. INSPIRATORY
KISAH INSPIRATIF

Tawan 'Iron Man' Bali Ingin Sempurnakan Alat Ciptaannya

Tawan mengaku masih membutuhkan dana sekitar Rp3 juta untuk menyempurnakan diri menjadi 'manusia robot'.

By Rohimat Nurbaya 21 Januari 2016 10:15
I Wayan Sumardana (Money.id/Berry Putra)

Money.id - I Wayan Sumardana dijuluki manusia robot. Dia berhasil meciptakan alat untuk menggerakan tangannya yang sudah lumpuh. Tangan kirinya kini digerakan dengan perangkat hasil karyanya sendiri.

Pria akrab disapa Tawan itu mengaku sempat putus asa dengan keadannya, tapi berkat kegigihan kini dia bisa bekerja kembali seperti biasa. Namun pria 32 tahun itu mengaku belum puas dengan alat yang diciptakannya itu, pasalnya masih perlu disempurnakan kembali.

"Kekurangannya di jari saja. Masih kurang alatnya jadi belum sepenuhnya sempurna. Alatnya ada untuk menggerakkan jari," kata Tawan di Bali, Rabu 20 Januari 2016.

Menurut dia, dua jari tangan kirinya yakni jari manis dan kelingking hingga kini belum bisa digerakkan. "Saya baru mengandalkan tiga jari saja. Biasanya jari selalu berlima, ini cuma tiga. Kasihan yang dua," kata bapak tiga anak ini.

Tawan mengaku masih membutuhkan dana sekitar Rp3 juta untuk menyempurnakan diri menjadi manusia robot. Dibutuhkan 10 alat untuk menggerakkan jari. "Harganya sekitar Rp300 ribu perbiji. Tinggal dikalikan 10 saja. Itu yang termurah, ada yang mahal yang lebih canggih," jelasnya.

Dia berharap alat robotik ciptaanya bisa bekerja lebih maksimal. Sebab menurutnya, dia sudah enggan mengharapkan sesuatu yang tidak pasti soal kesembuhan tangannya.

"Saya sudah putus asa. Keajaiban (untuk sembuh) semakin ditunggu semakin tidak ada," imbuhnya.

Dia juga berpesan kepada semua orang di negeri ini agar tidak putus asa dalam menjalani hidup, terutama yang sedang didera sakit. Menurutnya selama masih ada keinginan pasti ada jalan.

"Buat mereka yang sakit, jangan menyerah. Berusaha bertahan hidup jangan bergantung pada orang lain. Itu saja kuncinya. Yang sehat juga harus terus bekerja," tuturnya.

Dikecewakan pemerintah 

Meski Tawan sudah tenar di media, namun enggan berharap pada bantuan pemerintah. Kata dia, selagi tubuh bisa digerakan akan berusaha bekerja sendiri supaya bisa menghidupi keluarganya.

"Saya dikasih (bantuan) atau tidak, tidak masalah. Dikasih saya terima, tidak diberi bantuan juga tidak apa. Saya masih bisa bekerja meski masih dalam keadaan seperti ini," ujar dia.

Namun dia berharap, orang tidak mampu di kampungnya lebih diperhatikan setiap saat oleh pemerintah setempat, tidak hanya ketika ada peristiwa yang terekspos oleh media saja.

Dia mengklaim, banyak orang pintar di kampungnya namun tidak diperhatikan sama sekali oleh pemerintah, alhasil tidak pernah berkembang dan hanya bergulat di kampung halaman.

"Begitu saya sudah terekspos baru pada datang ke sini. Bahkan saya diminta usir teman-teman wartawan. Mungkin malu kemiskinan di Karangasem terungkap," kesalnya.

Tawan juga menyebut, apabila ada sekali-kali bantuan datang ke kampungnya, tidak semuanya diberikan kepada masyarakat. "Dulu ada bantuan bansos dipotong lagi 50 persen. Lalu katanya ada bantuan bedah rumah, tapi janji saja, tidak ada sampai sekarang saya terima," ucap dia.

Dia mengatakan ada saja alasan dari pemerintah setempat ketika bantuan tersebut tidak sampai ke warganya. "Biasanya giliran bantuan, saya dibilang luar daerah. Giliran urunan, saya dibilang orang dalam dan harus nyumbang," keluhnya.

(Laporan: Berry Putra/Bali)

(rn/rn)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Inspiratory Section