Tanpa modal

Chika dan empat orang temannya bertemu karena pasangan mereka tergabung dalam Komunitas Vaping. Seakan tak ingin menyia-nyiakan momen pertemuannya, mereka mencari ide bagaimana caranya memanfaatkan waktu dan menguntungkan.

"Jadi kita sering ketemu, akrab, dan kenapa nggak bikin sesuatu, gimana caranya bisa selalu ngumpul. Akhirnya kita cari peluang bagus bikin garage sale-lah dan bikin konsep," jelas Intan.

Saat ditanyakan berapa modal yang dikeluarkan dari masing-masing kantong pribadi, Wulan sebagai bendahara Pick & Pay mengaku tak ada. Lalu bagaimana pembayaran sewa tempat, tenda, dan kebutuhan lainnya?

Setiap tenant, kata dia, harus bayar 50 persen dulu. Satu bulan sebelum hari H, biaya sudah harus lunas semua. "Itu pure uang dari tenant semua. Ketika mereka oke lalu DP 50% (bayar di muka), jadi uang itu untuk nutupin tenda dan lainnya," tambah Intan sebagai pengatur tenant artis dan perizinan bersama Chika.

(Prilly menjual kosmetik di bazar 'Pick & Pay'/Instagram)

Mirelle yang bertanggung jawab pada segala hal yang berkaitan dengan desain juga mengatakan modal yang dikeluarkan mereka hanya promosi besar-besaran di sosial media. Upaya promosi itu dibantu Dhita yang memegang bagian percetakan

Tenant yang ingin bergabung tak perlu bayar mahal. Bila per hari EO lainnya mematok harga Rp3 jutaan, tidak dengan Pick & Pay yang mematok harga Rp1,2 juta per tiga hari.

Pick & Pay juga menyiapkan tenant yang diisi oleh para artis, untuk memudahkan mereka lebih dikenal di masyarakat. Dalam bazar kedua ini hadir barang dagangan milik Prilly Latuconsina, Sylvia Fully, Billy Syahputra, Chand Kelvin, Aiman Ricky, Elly Sugigi, Ussy Sulistyawati, dan Ricky Harun.

Rencananya bazar Pick & Pay ini akan diselenggarakan tiga kali dalam setahun. Meski mengaku EO kecil-kecilan, namun Pick and Pay punya target pengunjung yang mencapai 1.800 orang per tiga hari. (els/ita)

(ra/ra)