1. HOME
    2. FASHION-BIZ
FASHION

Sejarah Perang Dingin Louis Vuitton dan Hermes

By Dian Rosalina 19 Januari 2016 14:42
Perusahaan Keluarga

Hermes adalah produsen tas dari Perancis yang memiliki ciri khas berbahan dasar kulit. Sebelum terbentuknya LV, Hermes lebih dulu menampilkan merek tas termahal di kelasnya.

Pada tahun 1837, Thierry Hermes mendirikan Hermes untuk menciptakan suatu barang yang didedikasikan bagi bangsawan Eropa. Anak Hermes, Charles-Emile Hermes mengambil alih manajemen dari ayahnya.

Dibantu oleh para anak Charles, mereka memperkenalkan logo kereta kuda dan menjual produk ritelnya di berbagai negara di dunia. Seperti Eropa, Afrika Utara, Rusia, Asia dan Amerika.

Setelah pensiun, anak-anak Charles, Adolphe dan Emile-Maurice mengambil kepemimpinan dan berganti nama menjadi perusahaan Hermes Freres. Tak hanya tas, mereka menjual berbagai macam koleksi pakaian yang tentu saja mewah.

Perusahaan yang turun temurun ini akhirnya pada sampai Jean-Louis Dumas, putra Robert Dumas-Hermes yang menjadi ketua pada tahun 1978 dan mempertahankan kualitas kulit dan sutra pada setiap koleksinya.

Dumas memperkenalkan tas asli, perhiasan, dan aksesoris dan sangat tertarik pada kemungkinan desain dengan syal sutra. Ironisnya, selama pertengahan abad 20, produksi syal berkurang.

Namun berkat tas kontroversial yang digunakan oleh putri Monaco, Grace Kelly karena menutupi kehamilannya pada tahun 1956, tas Hermes yang digunakannya ikut menjadi sorotan. Hingga masyarakat menyebutnya tas 'Kelly'

Selanjutnya perusahaan tersebut dilanjutkan oleh Jean-Louis Dumas, putra Robert Dumas-Hermes, menjadi ketua pada tahun 1978. Tidak seperti ayahnya, Jean mengubah arah konsumen Hermes yang sebelumnya bisa digunakan oleh pria dan wanita, kini hanya bisa digunakan oleh para wanita saja.

Saat itu Dumas membawa desainer Eric Bergere dan Bernard Sanz untuk merancang koleksi pakaian seperti jaket motor yang terbuat dari kulit ular piton dan celana jeans dari kulit burung unta. Namun sayangnya, strateginya penjualannya yang menggunakan gambar iklan kontroversial tersebut malah menciptakan kemarahan publik.

Untuk meredakan ketegangan yang terjadi di antara keluarga, akhirnya Dumas menjual beberapa sahamnya. Di akhir 1990-an, Hermes terus secara luas untuk mengurangi jumlah waralabanya. Perusahaan keluarga Hermes sangat melekat pada model barang-barang yang vintage dan menolak produksi masal.

Itulah alasan mengapa tas Hermes 'Birkin' dihargai sangat mahal. Selain dibuat dari tangan, butuh 18-24 jam untuk membuat satu tas Birkin Hermes. Tak hanya itu, selain tas, Hermes dikenal dengan penjualan wewangian mewahnya.

Setelah 28 tahun sebagai kepala perusahaan, Jean-Louis Robert Guillame Frédéric Dumas-Hermes pensiun dari perusahaan pada Januari 2006. Tak lama setelah itu, tahun 2010 ia meninggal karena sakit.

Kini perusahaan turun temurun tersebut digantikan oleh Patrick Thomas, satu-satunya CEO yang bukan merupakan keluarga dari Hermes. Sementara anak Jean-Louis, Pierre-Alexis Dumas adalah direktur artistiknya.

Sementara LV, adalah perusahaan barang multinasional yang juga menjual barang-barang mewah. Label tersebut didirikan oleh pria bernama Louis Vuitton pada 1854 di Rue Neuve des Capucines di Paris, Perancis.

Empat tahun kemudian, Vuitton memperkenalkan tas berbentuk persegi panjang yang bisa dibawa. Semakin populer, ia memperluas workshopnya lebih besar di luar Paris. Kemudian pada tahun 1867, Vuitton dianugerahi medali oleh Napoleon yang meningkatkan popularitas karyanya.

Namun selama perang Perancis-Prusia pada 1870-1871, workshopnya dihancurkan dan tidak ada yang tersisa. Namun ia tidak menyerah begitu saja, setelah perang berakhir setahun setelahnya Vuitton mengenalkan tas baru yang berbahan kanvas. Dan membuatnya menjadi merek termewah saat itu.

Pada tahun 1892, Vuitton meninggal di usianya yang ke 72 tahun dan meninggalkan perusahaannya kepada anaknya Georges Vuitton. Ditangan anaknya, LV mulai berkampanye untuk membangun perusahaan menjadi sebuah perusahaan di seluruh dunia.

Dengan menunjukkan produk perusahaan di Chicago pada tahun 1893. Kemudian di tahun 1896, tas LV semakin menunjukkan eksistensi kemewahan di setiap desainnya dengan menampilkan berlian untuk membedakan produk mereka.

Tak ingin kalah dengan Hermes, sejak abad ke-19, Louis Vuitton telah dibuat dengan menggunakan tangan. Brand tersebut mulai memasukkan bahan kulit ke sebagian besar produknya, yang berkisar dari dompet kecil dan dompet untuk potongan yang lebih besar untuk tas koper.

Dalam rangka untuk memperluas lini, perusahaan merubah tanda tangan Monogram Canvas pada tahun 1959 untuk membuatnya lebih kenyal, yang memungkinkan untuk digunakan untuk dompet, tas, dan dompet.

Selain itu bingkai kayu yang menghiasi tas koper LV, terbaut dari batang pohon poplar yang berusia 30 tahun lalu dikeringkan selama setidaknya empat tahun. Agar sulit dipalsukan, setiap batang memiliki nomor seri dan dibuat selama 60 jam. Lalu satu kopernya sendiri membutuhkan waktu selama 15 jam.

Tas ikonik dari LV termasuk tas langka dengan edisi terbatas yang umumnya hanya tersedia bila mereservasi terlebih dahulu melalui toko LV yang besar. Kini lini barang mewah tersebut telah tersebar hampir di seluruh dunia, seperti tahun 1990-an, Yves Carcelle, presiden LV, dan pada tahun 1992, membuka gerai lokasi di Cina, yaitu di Palace Hotel di Beijing.

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Fashion-Biz Section