1. HOME
    2. FASHION-BIZ
FASHION

Dari Jurnalis Jadi Pebisnis, Laras Sukses Pasarkan Batik Modern

By Dian Rosalina 18 Mei 2016 14:55
Dilirik Berrybenka

Awalnya, wanita kelahiran 1990 ini mencari kain batik dengan warna-warna gelap, namun pada kenyataannya pasar lebih menyukai batik-batik berwarna cerah seperti kain batik Pekalongan. Dari sanalah ia mulai berbelanja kain batik sendiri dengan sistem door-to-door ke beberapa pengrajin di Pekalongan.

Memang harga yang didapat lebih murah, tapi biaya perjalanan ke Pekalongan tidaklah murah. Oleh karena itulah modal yang dikeluarkan oleh Laras tidak sedikit.

"Saya harus learning by doing. Salahnya saya, karena mimpi terlalu banyak jadi desain yang saya buat juga banyak. Waktu itu saya salah perhitungan bahan, akhirnya harus membeli kain batik lebih banyak lagi."

"Ditambah saya melakukan semuanya sendiri mulai dari belanja bahan, mendesain, mencari orang untuk membuat logo Ophelia, kotak untuk packaging, sampai mencari penjahit. Tidak heran, waktu itu aku menghabiskan hingga Rp12 juta untuk modal," jelas Laras.

Hal tersebut tentu saja menjadi kendala berat yang harus dihadapi oleh mahasiswa pascasarjana Universitas Indonesia jurusan Antropologi ini. Satu-satunya yang tidak ia punyai sekarang ini adalah orang yang bisa memasarkan produk-produknya.

"Waktu saya memang habis dengan pekerjaan dan kuliah, jadi yang di sosial media pun jarang terurus. Akhirnya saya memasukkan ke e-commerce Berrybenka, dan aku memilih untuk produksi sajalah. Karena kebetulan mereka juga mencari brand batik yang sesuai dengan harga mereka, aku diterima," kata dia.

Setelah hampir satu tahun menjalani bisnis Ophelia Batik, semua pakaian yang dirancang oleh Laras memiliki karakter yang menunjukkan sisi feminin wanita dan sangat disukai oleh anak-anak muda.

"Aku suka warna yang mencolok mata, seperti oranye, pink, kuning, pokoknya warna-warna centil-lah. Karena memang orang sukanya warna-warna seperti itu sih," kata dia.

Kisaran harga yang ditawarkan Ophelia Batik cukup ekonomis dan sebanding dengan kualitas yang ditawarkan.

"Harga mulai dari Rp135 ribu yang aku jual sendiri. Nah, kalau Berry Benka dari Rp135-250 ribu. Dari harga segitu, aku bisa mendapatkan omzet Rp3 juta per bulan. Tapi sudah balik modal sih, karena produksinya juga 3 bulan sekali," ujar Laras. (dwq)

(dr/dr)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Fashion-Biz Section