1. HOME
    2. FASHION-BIZ
FASHION

Dari Jurnalis Jadi Pebisnis, Laras Sukses Pasarkan Batik Modern

"Saya melakukan semuanya sendiri mulai dari belanja bahan, mendesain, mencari orang untuk membuat logo Ophelia, kotak untuk packaging, sampai .."

By Dian Rosalina 18 Mei 2016 14:55
Ananda Putri Laras, owner Ophelia Batik (Instagram)

Money.id - Batik adalah kain tradisional khas Indonesia yang telah diakui oleh dunia internasional sebagai warisan dunia. Dulu batik pernah dipandang sebelah mata oleh anak-anak muda karena desainnya yang dinilai kuno.

Namun sekarang ini banyak desainer yang menggunakan kain batik sebagai unsur utama dalam setiap desain mereka. Salah satunya adalah Ananda Putri Laras, seorang desainer muda yang juga berprofesi sebagai jurnalis.

Di sebuah kafe bilangan Jakarta Selatan, pada Rabu 18 Mei 2016, Money.id berkesempatan mewawancarai Ayas--sapaan akrabnya-- mengenai bisnis yang baru dirintisnya, yakni Ophelia Batik. 

"Nama Ophelia diambil dari nama tokoh di film favorit saya, yaitu Ofelia," ujar Laras.

Dalam film tersebut, Ofelia digambarkan sebagai gadis berusia 10 tahun yang memiliki imajinasi besar. Mengingat semua yang dikerjakan Laras adalah hasil dari imajinasinya, akhirnya nama tersebut juga disesuaikan dengan logo wanita ciri khas Ophelia Batik.

Laras bercerita, tadinya ia tidak terlalu tertarik dengan fashion. Namun ada pemikiran, bahwa di kemudian hari dia tidak ingin bergantung dengan suami dalam mencari penghasilan. Oleh karena itu, dari sekarang ia berencana untuk membangun suatu usaha yang bisa dilakukannya setelah nanti menjadi ibu rumah tangga.

Memiliki pekerjaan sebagai seorang penulis traveling, membuat Laras senang mengumpulkan kain-kain batik yang ada di setiap daerah yang ia kunjungi. Setelah kain tersebut semakin menumpuk, dari situlah awal mula Laras merintis usahanya.

"Aku selalu beli kain setiap kali berpergian. Nah karena menumpuk akhirnya aku putuskan untuk membuat baju sendiri," ucapnya.

Dalam membangun bisnis batik ini, bagi Laras yang tidak memiliki kemampuan dalam mendesain, membuat dia harus belajar dulu dari bawah. Pertemuan dengan teman SMA-nya, membuat ia akhirnya mengikuti kursus menjahit selama tiga bulan.

"Setelah itu kami mendapat link, tapi teman saya akhirnya menyerah dan saya pun menjalani bisnis ini sendirian. Mulai dari sana saya membuat timetable kapan harus mendesain, kapan harus ke penjahit, dan kapan harus memproduksi," kata Laras.

Next: Omzet Jutaan Per Bulan Hingga Dilirik e-Commerce >>>

Baca Juga

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Fashion-Biz Section