1. HOME
  2. FASHION-BIZ
FASHION

Geliat Bisnis Fashion Muslim Jelang Ramadan

"Kira-kira kalau tidak salah dari data Kementerian Perdagangan tahun lalu, transaksi fashion muslim di bulan ramadan mencapai Rp600 miliar..."

By Dian Rosalina 19 Mei 2016 18:11
Ilustrasi Membeli Baju Muslim (Money.id/Dian Rosa)

Money.id - Menurut data The State Of The Global Islamic Report 2015/2016, pasar pakaian muslim mencapai US$230 miliar atau setara Rp3000 triliun pada 2014. Dan angka tersebut diperkirakan akan meningkat hingga US$327 miliar atau Rp4354 triliun pada 2020.

Menanggapi hal tersebut, kalangan industri fashion dunia mulai memberi perhatian lebih kepada pakaian muslim. Sejumlah merek global kelas atas hingga kelas menengah mencoba peruntungan di koleksi modest fashion.

Menjelang bulan Ramadan ini, berbagai merek fashion tersebut berlomba-lomba mengeluarkan koleksi Ramadan seperti DKNY, Uniqlo, Zara, H&M, dan masih banyak lagi. Begitu pula di Indonesia, menjelang bulan Ramadan, geliat bisnis fashion muslim mulai terasa.

Menjadi pangsa pasar konsumsi pakaian muslim terbesar kelima di dunia, membuat Indonesia tidak mau ketinggalan untuk 'mencicipi' larisnya fashion muslim saat bulan Ramadan. Serta menganggap momen tersebut menjadi peluang usaha yang besar.

Melihat hal itu Indonesia Fashion Chamber (IFC) mengadakan pameran fashion muslim terbesar di Indonesia 26-29 Mei 2016 mendatang. Muslim Fashion Festival (Muffest) diadakan sebagai bentuk mengoptimalkan sektor bisnis fashion muslim menjelang Ramadan ini.

"Kehadiran Muffest kali ini ingin ikut membantu industri bisnis fashion muslim di Indonesia khususnya jelang Ramadan tahun ini," ujar Ali Charisma, Ketua Nasional IFC.

Pemerintah yang diwakili oleh Direktur Pengembangan Produk Ekspor Kementerian Perdagangan, Sulistyawati kepada Money.id, Kamis 19 Mei 2016 mengatakan, transaksi perdagangan fashion muslim di Ramadan tahun ini diperkirakan meningkat lebih dari 100 persen dari tahun sebelumnya. Namun persentase tersebut tergantung dari daya beli masyarakat nantinya.

"Kira-kira kalau tidak salah dari data Kementerian Perdagangan, tahun lalu transaksi fashion muslim di bulan Ramadan mencapai Rp600 miliar. Namun data kami sebenarnya belum terlalu kongkret karena untuk membidik pasar busana muslim agak sulit," ujar Sulistyawati.

Salah satu tenant yang mengikuti Muffest, Yuanita Sabrina, mengatakan menjelang bulan Ramadan label fashion-nya 'Putihitam' sudah mulai berproduksi baju muslim sejak Februari lalu. Hal itu karena permintaan pasar terhadap baju muslim saat Ramadan sudah datang dari awal tahun.

"Terakhir saya mengikuti fashion bazaar di Makassar, Sulawesi Selatan, belum ada label busana muslim yang seperti saya. Tapi setelah saya pameran Alhamdulillah peminatnya banyak. Bahkan belum apa-apa saya sudah ada permintaan baju hingga Papua," kata wanita berumur 30 tahun ini kepada Money.id.

Namun Yuanita belum tahu secara jelas berapa jumlah omzet yang diterima olehnya. Banyaknya permintaan tidak terlepas dari permintaan pasar yang menginginkan busana muslim lebih eksklusif.

"Konsumen maunya berbeda dari segi model, bahan, dan tidak tersedia dalam jumlah banyak. Apalagi saat lebaran mereka maunya yang spesial, jadi saya biasanya membuat satu model dengan jumlah terbatas," katanya.

Berbeda halnya dengan Rosmawary Ismail pemilik brand 'CutNyak'. Masih baru di dunia fashion muslim, tidak membuat wanita berumur 37 tahun tersebut langsung kehilangan percaya diri mengikuti ajang berskala internasional itu.

Baginya mengawali bisnis di bidang fashion haruslah yakin dan percaya diri dengan produk sendiri. Banyaknya persaingan jangan sampai menyulutkan semangat brand itu sendiri.

Terlebih lagi menjelang Ramadan ini, Ocha --sapaan akrabnya-- menargetkan omzet hingga Rp200 juta. Karena biasanya di bulan tersebut peningkatan pembelian di brand 'CutNyak' sampai 70 persen.

Baca Juga

(dr/dr)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Fashion-Biz Section