1. HOME
  2. DIGITAL
DIGITAL

Waspada, 430 Juta Malware Incar Perangkat Internet Anda

Symantec menemukan lebih dari setengah miliar data pribadi dicuri pada tahun yang sama.

By Nur Chandra Laksana 19 April 2016 18:06
Director System Engineering Symantec Asean, Halim Santoso (Nur Chandra Laksana / Money.id)

Money.id - Di zaman yang serba digital ini, hampir kegiatan kita berhubungan dengan dunia online. Mulai dari berkomunikasi dengan orang lain, mengirim dokumen, melakukan pencarian, hingga melakukan kegiatan perbankan kita lakukan di ranah online.

Namun, seiring perkembangan tersebut, para penjahat cyber pun ikut berkembang. Dalam acara media update mengenai laporan tahunan Symantec Internet Security Threat Report (ISTR) yang diadakan pada Selasa, 19 April 2016 di Jakarta, mereka membeberkan data yang mengejutkan.

Pada tahun 2015, tercatat ada lebih dari 430 juta kumpulan Malware (perangkat lunak yang memiliki sifat merusak) ditemukan. Jumlah ini meningkat sebesar 36 persen dari tahun sebelumnya.

"Pada 2015, terdapat lonjakan besar terhadap malware yang terdeteksi oleh Symantec. Sekitar 430 juta malware baru terdeteksi. Itu berarti ada 1,179 juta malware baru tercipta setiap harinya," tutur Director System Engineering Symantec Asean, Halim Santoso.

Yang lebih mengejutkan lagi, Symantec menemukan lebih dari setengah miliar data pribadi dicuri pada tahun yang sama. Bahkan, laporan mengenai pembobolan dari sebuah data mencatatkan rekor baru dalam sejarah.

"Pada 2015 terjadi pembobolan data tercatat dalam rekor terbaru kami. Pada pembobolan tersebut, ada sekitar 191 juta data yang dicuri oleh para peretas," jelas Halim.

Hal ini diperparah dengan kenyataan bahwa kerentanan keamanan pada situs-situs populer makin memperkeruh keadaan tersebut. Hal ini dikarenakan masih ada banyak situs populer yang sudah terverifikasi masih malas untuk melakukan patch (perbaikan sistem) keamanan mereka.

Bahkan, Symantec mengatakan bahwa ada sekitar 16 persen dari seluruh situs yang terverifikasi memiliki sistem keamanan yang dianggap kritis. Padahal, data pengguna situs tersebut merupakan data yang harus dijaga dengan baik.

Belum lagi semakin berkembangnya ransomware, membuat para pengguna internet harus jauh lebih hati-hati lagi dalam menggunakan internet. Pasalnya, malware ini dapat membuat data yang ada di perangkat kita dikunci dengan kunci enkripsi.

Lalu sang peretas meminta para korban dari ransomware sejumlah uang. Hal ini dilakukan untuk membuka data yang dikunci dengan enkripsi oleh para peretas tersebut.

"Ransomware adalah salah satu contoh malware yang berdampak pada keuangan secara langsung. Soalnya, untuk melepaskan data yang sudah dikunci dengan enkripsi, korban harus membayar sejumlah uang kepada sang peretas," sebut Halim.

Namun, dengan banyaknya ransomware dan malware yang ada, Symantec telah memblokir 100 juta serangan yang memiliki metode memunculkan pesan popup yang menjebak korbannya.

Baca Juga

(aa/ncl)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Digital Section