1. HOME
  2. NEWS
NEWS

Ilmuwan Ramai-ramai Bantah Gempa Dahsyat Landa AS di 2019

Para ilmuwan menilai fenomena alam tidak dapat diprediksi dengan pasti.

By Dian Ardiahanni 29 Oktober 2015 14:55
Salah satu gempa dahsyat yang pernah melanda AS (jpl.nasa.gov)

Money.id - Pekan lalu Nasa Jet Propulsion Lab (JPL) melaporkan hasil studi bahwa sebelum 2019, Kota Los Angeles akan mengalami gempa berkekuatan 5 skala ritcher. Yang mengejutkan, seperti diberitakan Los Angeles Times, Kamis 29 Oktober 2015, kemungkinan terjadinya bencana alam itu mencapai angka 99,9 persen.

Namun beberapa ilmuwan lain membantah kemungkinan itu pasti terjadi, karena fenomena alam tidak dapat diprediksi dengan pasti. Jangankan gempa, terjadinya hujan pun terkadang belum pasti meski sudah diprediksi sebelumnya.

Dalam penelitian gempa itu, para ilmuwan JPL mengandalkan catatan dari sistem penentuan lokasi berdasarkan sinyal satelit yakni GPS. Mereka pun menggunakan citra radar khusus yang dapat menggambarkan luas tentang bagaimana perubahan posisi bumi.

Kedua data itu telah banyak digunakan dalam penelitian di seluruh dunia selama puluhan tahun. Sehingga para ilmuwan bisa mengetahui bagaimana keadaan dan perubahan tempat manusia berpijak ini.

Kendatinya, dalam mempelajari gempa bumi ada banyak ketidakpastian yang harus dihadapi oleh para ilmuwan. Seperti kasus prediksi gempa di Los Angeles ini, mungkin benar bisa terjadi seismis besar dalam empat tahun ke depan, tetapi perkiraan 99,9 persen itu sulit diverifikasi.

Namun apabila terjadi gempa di tiga tahun ke depan, data dari JPL ini belum tentu jadi yang terbaik dan paling benar.

Diberitakan sebelumnya, dipublikasikan dalam jurnal Earth and Space Science, hasil studi ini langsung memicu perdebatan dari US Geological Survey, BMKG-nya Negeri Paman Sam.

"Studi ini mengklaim 99,9 persen kemungkinan gempa berskala 5 SR atau lebih besar akan terjadi dalam tiga tahun ke depan di utara California tanpa mendeskripsikan secara jelas bagaimana angka itu bisa muncul," ujar USGS dalam keterangannya seperti dikutip dari laman www.theweathernetwork.com.

Meski tak membantah, model USGS mengindikasikan terjadinya gempa dengan menurunkan tingkat kemungkinannya menjadi 85 persen. (dwq)

Suka Informasi Ini? KlikĀ Like Ini

Baca Juga

(da/da)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From News Section