1. HOME
  2. NEWS
UNIK

Dulu Tato Wajah Agar Terlihat Cantik, Kini Mereka Menyesal

Sebagian dari mereka dipaksa oleh orangtua ketika masih kecil.

By Dwifantya Aquina 1 Januari 2016 08:02
Salah satu wanita dari Chaouiayang wajahnya ditato (pulitzercenter.org)

Money.id - Dalam kehidupan masyarakat Chaouia yang mendiami pegunungan Aures di Aljazair, kecantikan seorang wanita diukur dari tato di wajahnya.

Para wanita yang menato wajahnya itu masih bisa ditemukan hingga sekarang. Namun, sebagian dari mereka sudah tua.

Meski kulit telah keriput, terlihat jelas tato di wajah yang dibuat saat mereka masih sangat muda. Mereka pun mengisahkan pengalaman dan penyesalan telah menato wajah.

"Itu adalah aturan sekaligus gaya hidup. Agar terlihat cantik, gadis-gadis Chaouia harus ditato, begitu juga saya," ujar Fatma Tarnouni yang berusia 106 tahun, seperti dikutip Dailymail, 1 Januari 2016.

Aisha Djelal, 73, ditato ketika berusia 25 tahun. Dia ingin tampak menarik dari gadis lain seusianya dengan seni lukis tubuh. Namun belakangan dia merasa menyesal.

Sebagai penganut Islam, wanita-wanita ini diberitahu bahwa tato dilarang dalam agama. Untuk menebus rasa bersalah, wanita-wanita itu menyumbangkan perhiasan perak mereka pada wanita paling miskin yang mereka kenal.

"Saya telah menyerahkan semua perhiasan untuk menebus tato di wajah saya sambil menangis. Saya merasa setiap air mata yang menetes telah sedikit menghapus tato-tato di wajah saya," kata Aisha.

Djena Benzahra, 74, dipaksa ibunya membuat tato ketika dia berumur 9 tahun agar terlihat cantik. Ibunya mengatakan semua gadis seusianya sudah ditato.

"Saya masih ingat, itu sangat menyakitkan dan saya menangis, menolak untuk ditato," kata Djena.

Sekarang, meski tatonya terlihat kecil, dia menyesal karena membiarkan ibunya memaksanya. Terlebih orang-orang di sekitarnya mengatakan bahwa dia telah melakukan dosa.

Untuk alasan yang sama, Fatma Haddad, 80, ditato pada usia 18 tahun oleh seorang wanita yang dikenalnya. Sekarang dia juga menyesal dengan keputusannya dan menyumbangkan perhiasan perak untuk menebus rasa berdosa.

"Saya melakukannya karena semua gadis seusia saya saat itu sudah bertato. Saat itu kami masih kecil dan tidak mengerti ajaran agama. Kami tidak berpikir telah melakukan dosa," kata Haddad.

Sementara Khadra Kabssi, 74, ditato saat berusia 21 oleh sepupunya setelah kemerdekaan Aljazair dari Perancis. "Saya ingin tampil cantik untuk merayakan kemerdekaan negara saya. Lagipula semua gadis seusia saya sudah bertato," kata Kabssi.

Namun tidak seperti wanita lainnya, Kabssi tidak merasa menyesal meski telah diberitahu bahwa yang dilakukannya bertentangan dengan nilai agama Islam.

"Saya tidak percaya sama sekali dengan yang mereka bilang," katanya.

 

(da/da)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From News Section