1. HOME
  2. INSPIRATORY
INSPIRATORY BISNIS

Kisah Penjual Vacuum Cleaner, Sukses Jadi Bos Televisi Berbayar

Perjuangan Hastings sangat keras, dia terpaksa harus menunda masuk perguruan tinggi demi berjualan vacuum cleaner. Dia juga sempat masuk militer.

By Rohimat Nurbaya 21 Oktober 2015 16:58
CEO Netflix, Reed Hastings (Foto: nypost.com)

Money.id - Reed Hastings cukup berpengaruh dalam dunia bisnis. Dia merupakan CEO Netflix, sebuah perusahaan penyedia layanan televisi online. Produk tersebut berbayar dan bisa dilihat di PC, ponsel pintar, dan komputer tablet.

Seperti dikutip therichest.com, perjuangan Hastings merintis bisnis sangat keras, dia pernah jadi sales door to door selepas lulus SMA. Produk dijualnya vacuum cleaner. Hastings harus menunda masuk kuliah demi menjalankan bisnis tersebut.

Pria kelahiran Boston, Massachusetts , 8 Oktober 1960 tersebut sempat masuk Korps Marinir di Amerika Serikat pada 1981. Saat itu, Hastings masih usia 21 tahun, dia mengikuti sekolah perwira di Quantico, Virginia.

Kemudian Hastings mengajukan surat permohonan kepada pemerintah untuk meninggalkan korps marinir dan meminta bergabung dengan pasukan perdamaian Amerika Serikat. 

Dalam pasukan perdamaian itu Hastings ditempatkan di Swaziland, Afrika. Saat itu tugas Hastings mengajar Matematika di SMA. Tugas tersebut dijalankannya dari 1983 hingga 1985. Selama di sana jiwa wirausaha Hartings tumbuh. Dia ditempa berbagai keterbatasan dan uang seadanya.

Setelah tugas di pasukan perdamaian selesai, pada 1988 Hartings masuk Stanford University. Dia lulus dengan gelar master dalam ilmu komputer. Dia meninggalkan dunia militer.

Pada 1990, Hastings bekerja di perusahaan bergerak dalam bidang teknologi bernama, Adaptive Technology di bawah Adaptive Corp. Saat itu CEO perusahaan tersebut masih Audrey MacLean. Karya pertamanya di perusahaan tersebut adalah debugging software.  

Hastings tidak lama bekerja di perusahaan itu, pada 1991 dia pindah ke perusahaan bernama Pure Software. Mereka bergerak di bidang perbaikan perangkat lunak, meski baru tumbuh perusahaan itu berkembang pesat.

Pada 1996, Pure Software mengumumkan bergabung dengan perusahaan Atria Software. Satu tahun kemudian gabungan perusahaan tersebut diakusisi Rational Software sehingga mimicu penurunan saham sebanyak 42 persen.

Akibat permasalahan itu Hastings memilih mundur dari perusahaan tempatnya bekerja. Pada 1997 dia dan rekannya bernama Marc Randolph mendirikan Netflix dengan kantor pusat di Los Gatos dan California.

Perusahaan tersebut menawarkan film dengan biaya flat per bulan pada pelanggan. Saat itu pemasaran hanya dilakukan melalui email. Awal berdiri, Netflix mengumpulkan 100 ribu lebih judul film. 

Ketika mendirikan Netflix, Hastings tidak tahu apakah akan ada pelanggan menggunakan atau tidak.  Tapi akhirnya, saat ini Netflix mempunyai sekitar 2,8 miliar pengguna di Amerika Serikat. Bahkan Netflix sekarang menyediakan DVD terbaru box office dengan tayangan sama dengan rilis di bioskop.

Perusahaan tersebut tidak hanya menyediakan layanan televisi berbayar, tapi DVD juga. Netflix kini disebut ‘membunuh’ toko menjual DVD di Amerika Serikat.

Suka Artikel Ini? KLIK LIKE

Baca Juga

(rn/rn)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Inspiratory Section