Bertahan hidup
Pembuatan kabin kapsul tersebut, ternyata merupakan salah satu cara Shanto bertahan hidup di Jakarta, pasalnya saat ini orang-orang yang memiliki rumah di Ibu Kota pada 1980-an rata-rata sudah tersisihkan ke kota penyangga, seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.
"Saya tidak ingin seperti itu, saya berusaha bagaimana caranya memiliki pendapatan besar dengan aset yang sangat minim," tutur dia.
Dia berharap, saat ini Kabin Kapsul diterapkannya bisa jadi sebuah tren baru di Ibu Kota dan orang-orang yang sudah lama tinggal di Jakarta tidak tersisihkan. Meski hanya memiliki sedikit lahan namun aset tersebut bisa dimanfaatkan hingga maksimal.
Shanto pengelola Kabin Kapsul (Dwi Narwoko/Money.id)
"Saya harap ini diterapkan juga oleh orang lain yang punya tempat indekos di Jakarta, sekarang lahan di Ibu Kota sudah sempit," ucap dia.
Sarjana lulusan Universitas Indonesia itu juga membuka kemitraan untuk pembuatan Kabin Kapsul. Salah satu proyek sudah dilaksanakannya adalah di Jalan Kayu Putih I, letaknya tidak jauh dari Kabin Kapul yang saat ini dikelolanya.
Rumah tersebut terdiri dari dua lantai, dengan luas 150 meter persegi dengan tujuh kamar, lalu dibuat kabin kapsul dengan ukuran sekitar 1,5x2 meter.
"Rumah itu ingin dijadikan kabin kapsul lalu saya kerjakan, biaya konversinya sekitar Rp800 juta," imbuhnya.
Diminati mahasiswa
Kabin Kapsul ternyata tidak hanya diminati para traveler dengan bujet sangat minim, tetapi para mahasiswa yang lebih sering melakukan aktivitas di kampus, salah satunya Metria Candini (19) mahasiswi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Metria mengaku, kegiatan kuliah diambilnya 80 persen dilakukan di luar ruangan, tidak ada waktu sama sekali bagi Metria untuk membersihkan kamar atau bersolek layaknya perempuan pada umumnya.
"Kalau di sini lebih simpel, tidak harus beli barang-barang banyak, semuanya sudah tersedia," terangnya.
Remaja asal Palembang itu tinggal di Kabin Kapsul bersama empat teman kuliah, satu orang lagi satu fakultas dan dua orang lainnya beda, tapi masih sama-sama kuliah di UNJ. Mereka menyewa Kabin Kapsul Rp500 ribu per bulan.
"Kalau di sini sudah ada semua, kalau di tempat lain harus beli kipas angin dan segala macam. Ini Rp500 ribu tidak bayar apa-apa lagi," ucapnya.
Dia menuturkan, kemudian fasilitas lain bisa dinikmati adalah dapur besama, sehingga apabila sewaktu-waktu ingin masak mie instan atau sekadar minum teh hangat bisa memanfaatkan fasilitas tersebut.
Intip Kado Istimewa Rafathar dari Kuda Poni Hingga Taman Bermain
Agar Dompet Tak Makin 'Tipis', Lakukan Penghematan dengan Cara Ini
Pemerintah Angkat Bicara Soal Rokok Naik Jadi Rp50 Ribu per Bungkus
12 Kebiasaan di Pagi Hari yang Dilakukan Orang-orang Sukses
14 Februari 2016 14:01Jadi Blogger, Gadis Cantik Ini Keliling Dunia dan Hasilkan Uang
14 Februari 2016 13:36Strategi Yasa Hadapi Gempuran Toko Online Raksasa di Indonesia
12 Februari 2016 07:34Hebat, Pemuda Indonesia Ini Rancang Aerodinamis untuk Mobil F1
11 Februari 2016 14:02Rintis Bisnis Sejak ABG, Kini Yasa Berpenghasilan Rp150 Juta per Bulan
10 Februari 2016 17:57