1. HOME
  2. FINANCE
FINANCE

Permintaan Dunia Menurun, Perusahaan Manufaktur Goyah

Negara di Asia yang paling banyak terkena dampak ini

By Nur Chandra Laksana 10 Maret 2016 09:29
Ilustrasi pekerja Pabrik (flicker.com/scobleizer)

Money.id - Di zaman yang serba susah, ternyata menjadi buruh pabrik adalah pekerjaan yang mengalami keterpurukan yang paling parah. Dibandingkan tahun 2009, pada 2015 merupakan titik terendah perusahaan manufaktur di Asia yang pernah ada.

Dilansir dari laman Business Insider, buruh di Asia sedang menghadapi kendala dari dua sisi yang berbeda. Pertama, Tiongkok sedang mencoba untuk menjauh dari dunia manufaktur dan pabrik untuk menjadi negara yang berbasis layanan dan konsumsi.

Sedangkan dari sisi lain, permintaan dunia dan perdagangan terus menurun dengan drastis. Hal ini menyebabkan pengaruh terhadap pesanan ekspor yang kian berkurang.

Seperti dilaporkan HSBC, dunia manufaktur terus mengalami penurunan. Asia adalah wilayah yang paling terkena dampaknya. Terutama pada sektor perdagangan, setelah mengalami masa suram pada 2015, terus saja menurun dengan pesanan ekspor baru masih tertunda.

Upaya keras dalam negeri di kawasan itu, terutama di Tiongkok, untuk bangkit sudah dilaksanakan dari jauh-jauh hari. Namun, ternyata negara di bagian Barat juga mengalami hal yang sama.

Yang mengkhawatirkan dari ini semua pengusaha mulai melakukan pemutusan hubungan kerja sehingga meningkatkan risiko konsumsi.

Namun yang paling mengkhawatirkan adalah buruh pabrik mulai mengalami kemunduran di banyak bagian Asia. Hal ini menunjukkan bahwa pengeluaran rumah tangga, yang sejauh ini masih bertahan di sebagian besar Asia, akan mulai melemah.

Kekhawatirannya adalah apakah peningkatan pengangguran di sektor manufaktur ini pada gilirannya menyebabkan lemahnya daya beli dan konsumsi di Tiongkok, yang sudah mengalami banyak terpaan. (dwq)

(ncl/ncl)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Finance Section