1. HOME
  2. FINANCE
TARIF LISTRIK

Indonesia Impor Listrik dari Malaysia hingga 230 Megawatt per Hari

PLN Indonesia dan Sesco Malaysia sepakat untuk melakukan Jual Beli atau Export-Import Tenaga Listrik selama 25 tahun.

By Rohimat Nurbaya 22 Januari 2016 16:20
Ilustrasi Tiang Listrik (Pixabay)

Money.id - Pemerintah Indonesia melalui PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero bekerjasama dengan perusahaan listrik Malaysia, SESCO. Kerjasama tersebut dilakukan agar jaringan listrik Kalimantan Barat - Serawak terhubung.

Manajer Senior Publik Relation PLN, Agung Murdifi mengatakan, interkoneksi listrik dua Negara tersebut dilakukan melalui Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi (SUTET) berkapasitas 275 kilo Volt (kV).

Listrik tersebut disambungkan melalui Gardu Induk tegangan Extra Tinggi (GITET) Bengkayang, Kalimantan Barat milik PT PLN dan GITET Mambong, Malaysia yang dimilik SESCO.

"Koneksi tersebut sudah melalui beberapa rangkaian pengujian," ujar Agung seperti dikutip dari laman resmi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Pada tahap awal interkoneksi ini, SESCO Malaysia akan menyalurkan Daya Listrik sebesar 10 Megawatt secara bertahap akan dinaikkan menjadi 50 Megawatt sampai periode akhir Maret 2016.

"Selanjutnya, Malaysia akan menyuplai 50 Megawatt ketika Lewat Beban Puncak (LWBP) dan 230 Megawatt saat Waktu Beban Puncak (WBP)," katanya.

Interkoneksi itu merujuk pada perjanjian di dalam Power Exchange Agreement (PEA) di mana PLN Indonesia dan Sesco Malaysia sepakat untuk melakukan Jual Beli atau Export-Import Tenaga Listrik selama 25 tahun.

Untuk lima tahun pertama, Indonesia akan membeli Listrik dari Malaysia sebesar 50MW saat Lewat Waktu Beban Puncak (LWBP) dan 230MW saat Waktu Beban Puncak (WBP). Kemudian lima tahun berikutnya, PLN memungkinkan menjual listrik ke Malaysia.

Dalam perjanjian PEA ini, PLN membangun SUTET 275kV serta dua sirkit sepanjang 82 km dari GITET Bengkayang ke perbatasan di daerah Serikin. Total panjang SUTET mencapai 127 Kilometer.

"Perjanjian Export-Import tenaga listrik ini menguntungkan kedua negara," jelasnya.

Pasokan listrik dari Malaysia ini akan dapat memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Kalimantan Barat yang saat ini mengalami defsit listrik sebesar 30 Megawatt, dengan Daya Mampu sebesar 240 Megawatt.

"Dengan masuknya Listrik Malaysia sebesar 50 Megawatt ini akan menutupi defisit listrik di Kalbar," tuturnya.

Atasi pemadaman

Agung menambahkan impor listrik dari Malaysia itu merupakan bagian usaha PLN Kalimantan Barat dalam rangka mengatasi pemadaman di wilayah itu, khususnya di Sistem Khatulistiwa dalam 2 tahun terakhir.

Ia menjelaskan, import Listrik ini juga akan memperbaiki Fuel Mix PLN Wilayah Kalbar dengan potensi penghematan Rp3,5 milliar per hari. Serta akan memperbaiki BPP (Biaya Pokok Produksi) dari sebelumnya Rp2700 per kWh menjadi Rp1700 per kWh.

PLN Kalimantan Barat juga tengah menunggu masuknya PLTU Kalimantan Barat 1 (2x50 Megawatt), PLTU Kalimantan Barat 2 (2x27,5MW) kemudian untuk PLTU Kalimantan Barat 3 (2x55 Megawatt). Saat ini dalam proses pembangunan.

"Diharapkan jika semua PLTU dengan kapasitas 265 Megawatt telah beroperasi, tidak menutup kemungkinan Kalbar bisa ekspor listrik juga ke Serawak Malaysia melalui jaringan SUTET yang sama," imbuhnya. (dwq)

(rn/rn)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Finance Section