1. HOME
  2. FASHION-BIZ
BISNIS

Brand Lokal Loony Habiskan Rp300 Juta per Tahun untuk Promosi

Followernya belum banyak, jadi ia pun berinisiatif untuk melakukan paid promote atau dalam istilah Instagram promosi berbayar.

By Dian Rosalina 8 Juni 2016 06:25
Loony (Money.id/Dian Rosa)

Money.id - Sebagai brand lokal yang baru terjun di dunia fashion Indonesia, nama Loony mungkin belum banyak yang tahu. Menyadari hal tersebut, pemilik Loony, Karlina mencoba berbagai cara untuk mempromosikan brand-nya tersebut.

"Waktu awal pemasarannya aku coba kenalkan lewat teman-teman. Kemudian baru manfaatkan Friendster untuk posting-posting foto lewat timeline-nya. Baru deh merambah ke Facebook, Twitter, dan Instagram sekarang."

"Nah semakin ke sini ternyata orang 'ngeh' dan beberapa media pun meliput Loony," kata Karlina kepada Money.id, di kawasan Casablanca, Jakarta Selatan beberapa hari lalu.

Pada awal kemunculannya di Instagram, wanita yang akrab disapa Lina itu mengatakan memang agak sulit karena masih baru menjadi pengguna Instagram. Follower-nya pun belum banyak, jadi ia pun berinisiatif untuk melakukan paid promote atau dalam istilah Instagram promosi berbayar.

Lina mengungkapkan bahwa tahun lalu, pengeluaran Loony untuk promosi di salah satu akun Instagram yang cukup terkenal saat itu memang besar.

"Tahun lalu saja, kami bisa mengeluarkan Rp300 juta buat promosi Loony. Worth it sih, efeknya lumayan besar. Nah tetapi untuk tahun ini aku ingin lebih mengurangi," kata dia.

(Produk Loony/Instagram)

Selain mengandalkan paid promote, untuk mempromosikan brand-nya wanita berumur 26 tahun itu memang sengaja tidak menggunakan jasa endorse. Ia lebih memilih untuk jadi sponsor di acara-acara yang diadakan kampus atau sekolah.

Itu dilakukannya agar target marketnya yang sebagian besar adalah anak SMP dan SMA mengetahui Loony secara dekat. Tidak hanya itu, Lina pun juga sering menjadi sponsor wardrobe untuk acara fashion show kecil.

"Menurut aku strategi itu lebih segar saja sih, daripada harus meng-endorse dengan biaya mahal. Lebih baik support acara-acara kampus atau sekolah dan buka stand di sana," ujar Lina.

Namun memang setiap kegiatan memiliki risiko, termasuk saat membuka stand atau bazaar. Tetapi wanita yang hobi menggambar ini tidak khawatir akan hal itu, lebih baik ia tetap fokus dengan pelayanan yang terbaik untuk para pelanggannya.

"Kalau rugi di bazar-bazar pasti sih. Cuma itu lebih ke spoiled product dan sudah kita kurangi dari laba kotor kitalah. Karena pelanggan kita kebanyakan wanita, jadi mau tidak mau harus bisa saling menghargai saja. Dan yang paling penting adalah bagi aku pelayanan Loony harus terbaik untuk pelanggan setia," ujarnya. (poy)

Baca Juga

(dr/dr)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Fashion-Biz Section