1. HOME
  2. FASHION-BIZ
FASHION

Kreasi Tenun Ulos Sipirok Dibanderol Harga 'Langit'

Harganya mahal karena bahan baku sulit didapat dan dibanderol mulai dari...

By Dian Rosalina 1 Juni 2016 09:33
Yunita Harun (Money.id/Dian Rosa)

Money.id -  Kain ulos adalah salah satu tenun milik Indonesia yang diwariskan turun temurun oleh masyarakat Batak, Sumatera Utara. Ulos yang merupakan kain adat itu juga digunakan oleh masyarakat Tapanuli Selatan dan dikenal dengan nama Sipirok. 

Kain tenun ini memiliki corak berbeda dengan kain tenun Tapanuli Utara, seperti bunga-bunga dan bergaris-garis geometris. Yunita Harun, salah satu desainer Indonesia, mencoba melestarikan hasil tenun dari Tapanuli Selatan. 

Dengan mengembangkan kain tenun Sipirok, Yunita merancang busana yang terbuat dari kain tersebut dan dipadukan dengan material bahan busana modern. Hal itu ditampilkan dalam karyanya bertajuk 'Bujing Bujing Nauli'.

"Bujing Bujing Nauli yang memiliki arti perempuan cantik, saya ingin menunjukkan bahwa kain tenun tradisional pun bisa dipadukan menjadi busana kasual dan formal. Saya ingin kain tenun Sipirok ini lebih dikenal seperti batik," ujar Yunita. 

(Salah satu contoh tenun Tapanuli Selatan/Istimewa)

Dalam proses memperkenalkan tenun Sipirok, Yunita mengaku masih terkendala dalam hal pengadaan barang. "Orang di sana memang agak susah diajak kerjasama, jadi saya langsung beli ke pengrajin."

Kepada Money.id, ibu dua anak tersebut bercerita kalau pengerjaan sebuah kain tenun cukup lama, terutama untuk warna-warna tertentu bisa sampai dua minggu. 

Selain itu, untuk membeli kain tenun, dia harus menyicil sedikit demi sedikit. Dalam peragaan atau fashion show yang digelar kawasan Dharmawangsa misalnya, Yunita menghabiskan 20-30 kain yang dibeli langsung dari pengrajin.

Harganya pun cukup mahal. Per kain dibanderol antara Rp300-Rp400 ribu. Peragaan yang menampilkan 12 baju kasual, 12 baju malam, 10 baju kebaya, dan tiga pasang baju pengantin itu bahkan telah disiapkannya sejak tahun lalu.

"Untuk busana paling lama mungkin gaun pernikahan ya, karena bentuknya kan agak sulit apalagi dipadukan dengan tenun serta dibordir juga payet-payet. Membutuhkan waktu sekitar satu bulan pengerjaan gaunnya untuk mempercantik juga. Tapi kalau kasual sih, langsung, dalam sehari pun bisa," ucapnya.

Tak heran dengan bahan baku yang cukup mahal karena sulit didapat, harga yang ditawarkan mulai dari Rp1 juta untuk busana kasual, hingga Rp30 juta untuk busana pengantin khas Tapanuli. (els)

 

 

Baca Juga

(dr/dr)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Fashion-Biz Section