1. HOME
  2. DIGITAL
ALIEN

Ini Dia Planet yang Paling Mungkin Dihuni Alien

Planet 'bola mata' adalah sebutan bagi planet yang mempunyai siang dan malam abadi.

By Adhi 11 Mei 2016 18:00
Ilustrasi (albanydailystar.com)

Money.id - Selama ini, para ilmuwan dan ahli astronomi meyakini bahwa alien kemungkinan besar tinggal di planet-planet yang memiliki habitat menyerupai bumi. 

Namun begitu, tampaknya dugaan tersebut salah. 

Seorang astronom bernama Sean Raymond memiliki teori berbeda. Dalam esainya yang dimuat majalah luar angkasa Nautilus, Raymond menyebutkan bahwa alien sangat mungkin hidup di planet 'bola mata'.

Planet jenis apa itu?

Dikutip dari laman Gizmodo, planet 'bola mata' adalah sebutan bagi planet yang mempunyai siang dan malam yang abadi. Planet jenis ini mempunyai satu belahan yang selalu siang karena menghadap bintang atau Matahari-nya, sementara belahan lainnya selalu mengalami malam karena tidak mendapatkan cahaya.

Fenomena aneh ini diakibatkan oleh gaya gravitasi unik yang disebut 'tidally locked'. Gravitasi ini membuat satu belahan planet selalu menghadap sisi yang sama.

Meski tidak banyak yang menyadari, namun hal ini faktanya terjadi pada Bulan kita. Selama ini kita selalu melihat sisi Bulan yang sama.

Lebih lanjut, pada planet 'bola mata' seperti planet Gliese 581g, terdapat dua belahan yang berbeda total kondisinya. Belahan yang selalu siang bakal menjadi padang tandus, sementara belahan malam menjadi daratan es.

Ilustrasi planet jenis  'bola mata' (gizmodo.com)

Nah, di bagian 'terminator' atau perbatasan belahan siang dan malam itu lah diperkirakan menjadi tempat yang pas untuk makhluk hidup tumbuh. Sebab, suhunya diprediksi cukup hangat dan tersedia banyak air.

Oleh karena itu, planet Gliese 581g yang berjarak 20 tahun cahaya dari bumi dipercaya oleh banyak ilmuwan sebagai planet pertama yang memiliki kans paling besar dihuni oleh alien.

"Bagaimana pun planet 'bola mata' (seperti Gliese 581g) 'menjebak' air di belahan malam, akan selalu ada air yang menerobos masuk belahan siang," ujar Dr Kristen Menou dari Universitas Columbia.

Baca Juga

(a/a)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Digital Section