1. HOME
    2. NEWS

Siapa Bahrun Naim, Otak di Balik Teror Bom Sarinah

By Dwifantya Aquina 19 Januari 2016 12:11
12 Orang Ditangkap

Datasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror mengamankan 12 orang yang diduga menjadi bagian dari kelompok radikal setelah ledakan bom di Pos Polisi dan Strabucks Cafe, di Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat.

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadivhumas) Polri Irjen Pol Anton Charliyan mengatakan, mereka ditangkap di berbagai daerah di Indonesia seperti, Cirebon, Bekasi, Indramayu, Jawa Tengah, dan Kalimatan Timur.

"Mereka dikenal dari kelompok radikal lama, yaitu kebanyakan dari lintas Aceh. Makanya dua tersangka, khususnya AP yang juga jadi korban merupakan alumnus lintas jaringan di Aceh. Polri masih meneliti, sampai seberapa jauh keterlibatan langsung mereka dengan bom Sarinah. Yang bisa diidentifikasi bahwa bom yang dibikin di Cirebon identik dengan Sarinah, yakni tabung gas tiga kilogram," ujar Irjen Anton.

Salah satu anggota jaringan Bahrun Naim adalah Arif Hidayatullah. Tugas utama Arif versi polisi adalah menjadi penyokong dana. Arif Hidayatullah alias Abu Mushab ditangkap tim Densus 88 di rumahnya, Perumahan Taman Harapan Baru, Bekasi. Dari rumah kontrakan itu, dibawa enam kardus, termasuk bendera ISIS.

Hasil pengembangan penangkapan Arif, Densus 88 mendatangi Kampung Duku Jaya RT 5 RW 9, Kelurahan Pejuang, dan menangkap Alli, seorang warga asing. Warga Uighur, perbatasan China dengan Turki, itu dibawa Arif. Arif dicurigai polisi akan dijadikan “pengantin” dalam serangan bom bunuh diri.

Penangkapan Arif merupakan pengembangan dari serangkaian penangkapan di Tasikmalaya, Banjar, Gresik, Mojokerto, serta Sukoharjo pada 19-20 Desember 2015. Polisi berhasil menciduk Abu Jundi di Sukoharjo; Zaenal dan Asep Urip di Tasikmalaya; Iwan alias Koki di Banjar; 3 orang di Mojokerto; serta 2 orang di Gresik.

Koki disebut sebagai perakit bom, sedangkan Zaenal diduga akan menjadi "pengantin" bom bunuh diri. Abu Jundi sendiri, menurut polisi, mendapat dukungan dana langsung dari Suriah.

Sementara, pihak keluarga terduga teroris Muhamad Ali tak menyangka bahwa bom yang meledak di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat dirakit di sebuah kos-kosan di Kampung Sanggrahan, Kembangan, Jakarta Barat.
Diketahui, kawasan itu juga merupakan tempat tinggal M Ali.

Rahman, adik dari M Ali mengaku tidak pernah menduga bahwa kediaman kakaknya dijadikan tempat merakit bom.

Hal itu dikatakan Rahman saat menemani Siti Maesaroh, ibunya, mencocokkan data antemortem di RS Polri Kramat Jati.

"Enggak pernah ada (dugaan rumah M Ali tempat merakit bom)," kata Rahman di RS Polri, Jakarta Timur.

Tidak dipungkiri Rahman bahwa kakaknya merupakan pribadi yang rajin beribadah. Tak hanya di rumah, M Ali juga kerap menjalani ibadah berjemaah di masjid.

(da)

Komentar

Recommended

What Next

More From News Section