1. HOME
  2. NEWS
NEWS

Polusi Udara Akut, Beijing 'Lumpuh'

Pemerintah Beijing meliburkan sekolah-sekolah, pembangunan gedung, serta membatasi jumlah keadaan yang boleh melintas di jalan.

By Dian Rosalina 9 Desember 2015 12:04
Kota Beijing (bbc.co.uk)

Money.id - Banyak aktivitas di ibu kota Tiongkok, Beijing ditutup kemarin. Hal tersebut terjadi lantaran pemerintah kota mengeluarkan peringatan darurat kabut asap.

Meski sering terkena bencana serupa, namun ini adalah yang pertama kalinya dalam sejarah kota Beijing mengumumkan keadaan darurat kabut asap. Itu disebabkan oleh polusi asap di kota Beijing kian memburuk.

Dikutip dari CNN, Rabu 9 Desember 2015, pemerintah Beijing meliburkan sekolah-sekolah, pembangunan gedung, serta membatasi jumlah keadaan yang boleh melintas di jalan. Biro Perlindungan Lingkungan Beijing mengeluarkan larangan aktivitas di luar ruangan akibat kabut asap yang parah selama beberapa hari.

Menurut Kedutaan Besar Amerika Serikat di Beijing, indeks kualitas udara mencapai 250 pada Selasa pagi. Angka tersebut digolongkan sebagai kualitas udara 'sangat tidak sehat'. 10 kali lipat lebih tinggi dari tingkat yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Salah satu warga Beijing, Gao Yuanli, mengatakan bahwa kabut asap sering mengganggu aktivitasnya. Dia memakai masker wajah hampir setiap hari di musim dingin dan membeli alat pemurni udara sejak dua tahun lalu.

"Aku tidak bisa keluar di akhir pekan jika udara memburuk. Termasuk ke pasar pagi," ucapnya.

Pemerintah Beijing telah melakukan berbagai upaya untuk melindungi warga dan mengurangi jumlah polusi. Termasuk hanya mengizinkan mobil berplat nomor tertentu serta melarang kendaraan besar melintas di jalan raya.

Menurut kantor berita Xinhua, peringatan gawat darurat asap ini dikeluarkan hanya saat terjadi polusi berat. Kejadian ini diperkirakan akan berlangsung lebih dari 72 jam.

Seperti yang telah diketahui, sebagian besar emisi karbon Tiongkok berasal dari pembakaran batu bara untuk memanaskan rumah dan pembangkit listik. Aktivitas tersebut melonjak selama musim dingin. Tiongkok sebagai penghasil emisi karbon terbesar di dunia berencana akan mengurangi karbon setengahnya pada tahun 2030. (ita)

(dr/dr)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From News Section