1. HOME
  2. NEWS
NEWS

Kaki Model Cantik Diamputasi Karena Bakteri Pembalut

Lauren sempat dihadapkan dengan kematian, suhu tubuhnya mencapai 41,6 derajat.

By Dwifantya Aquina 8 Desember 2015 13:48
Lauren Wasser, model cantik berkaki satu (celebritydiagnosis.com)

Money.id - Apa jadinya jika seorang model kehilangan salah satu kakinya? Bagian tubuh tersebut merupakan yang paling penting bagi seorang model.

Namun, Lauren Wasser tak dapat menolak takdir yang sudah digariskan kepada hidupnya. Kakinya terpaksa diamputasi karena penyakit langka yang berbahaya.

Model cantik asal California itu terbangun dari tidurnya dengan kondisi tubuh yang buruk, ia merasa seperti tengah terserang flu berat. Lauren langsung dilarikan ke rumah sakit “10 menit sebelum kematian” dengan suhu tubuh mencapai 41,6 derajat.

Organ-organ tubuhnya gagal berfungsi. Tubuhnya membengkak. Dokter mengabarkan ibu Lauren agar bersiap menerima kenyataan terburuk dan mempersiapkan segala sesuatunya.

Dikutip dari Today, Selasa 8 Desember 2015, gadis berusia 27 tahun dengan tinggi 180 cm itu kemudian didiagnosa mengidap Toxic Shock Syndrome (TSS), suatu kompilasi infeksi bakteri yang terkait dengan penggunaan pembalut atau tampon.

Badan pengawas pangan dan obat-obatan Amerika Serikat mulai mengatur penggunaan tampon dan sekarang setiap kemasannya diberi label peringatan, mewajibkan setiap wanita untuk tidak menggunakan tampon lebih dari 8 jam setiap kali pakai dan memilih yang daya serapnya baik. Tampon yang berdaya serap terlalu kuat atau menggunakan bahan tertentu seperti rayon viscose dengan atau tanpa kapas menyebabkan risiko tinggi terpapar TSS.

Berbagai infeksi bakteri ini menyebabkan banyak komplikasi kesehatan termasuk gangrene, yaitu kerusakan parah pada kaki kirinya dan amputasi pada kaki kanan dari bagian bawah lutut. Ya, akhirnya dokter terpaksa mengamputasi kaki kanan Lauren.

“Saya ingin bunuh diri saat tiba di rumah. Mendadak saya tidak memiliki kaki, duduk di kursi roda, hanya punya setengah kaki, saya bahkan tidak bisa berjalan ke kamar mandi. Saya di tempat tidur, tidak bisa bergerak, dan merasa empat dinding ini adalah penjara,” kata dia saat menuturkan kejadian pada 2012 lalu itu kepada Vice.

Akibat penyakit mematikan itu, kini Lauren tak lagi menggunakan pembalut atau tampon Kotex Natural Balance. Ia pun mengajukan tuntutan terhadap produsen dari merek produk tersebut dan berjuang agar Kotex mengganti bahan yang digunakan untuk membuat produk kewanitaan. Dia juga berharap pengalamannya ini dapat mengedukasi wanita lainnya tentang bahaya risiko menggunakan pembalut.

"Seandainya saya tahu tentang semua hal tentang TSS, saya tidak akan pernah menggunakan pembalut. Saya butuh waktu untuk menyadari bahwa saya masih berharga, bahwa saya masih cantik dengan kondisi sekarang,” ucapnya.

Pengacara Lauren mengatakan, sejak kasus TSS yang menyerang kliennya, pihak produsen pembalut belum juga mengganti bahan yang digunakan. Anggota kongres, Carolyn Maloney (D-NY) baru-baru ini memperkenalkan RUU berjudul Robin Danielson Act, yang akan membuat program penelitian tentang kemungkinan risiko yang ditimbulkan oleh adanya dioksin, serat sintetis, wewangian kimia, dan komponen lain dari produk kesehatan wanita, termasuk pembalut.

Kini Lauren membentuk sebuah organisasi yang mengedukasi orang tentang TSS dan menjadi model, hal yang tak pernah dia bayangkan sebelumnya.

"Aku merasa lebih cantik dari sebelumnya karena aku telah mengalami banyak hal, dan aku bisa berhubungan dengan begitu banyak orang," kata dia.

(da/da)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From News Section