Tiga tahun kemudian, keahliannya dinilai Peruri sudah pantas menghasilkan sebuah karya bagi Indonesia. Ya, Mujirun diminta menggambar sosok pahlawan Teuku Umar, untuk digunakan pada uang kertas Rp5 ribu.

Tapi sebelumnya, dia harus melewati proses seleksi yang sangat ketat, yaitu berkompetisi dengan empat engraver lainnya. Mereka, kata Mujirun lebih dulu menggambar wajah Teuku Umar dengan teknik pen drawing.

Karya yang dinilai terbaik dan dipilih oleh pimpinan Bank Indonesia (BI) ternyata milik Mujirun. Setelah disetujui, barulah Mujirun mengerjakan 'pesanan' dalam waktu sekitar tiga bulan.

"(Uang lima ribu gambar Teuku Umar) itu adalah karya pertama saya dan menurut saya paling sulit, karena pertama kali membuat cetakan untuk uang kertas. Nggak boleh salah."

Bermodal pisau baja, alat ukir khusus dengan ujung mirip huruf V, dan alat pembesar gambar di uang kertas, suami dari Siti Julaeha itu mengukir halus setiap garis yang dibuatnya.

"Saya juga harus memperhatikan komposisi, dimensi yang dibedakan dengan ukiran garis di pelat baja." (ita)

(sm/sm)