1. HOME
  2. NEWS
NEWS

Jibaku Perjuangan Setelah Kalijodo Usai

Warga eks kawasan Kalijodo direlokasi ke Rusunawa. Ada banyak cerita dan keluh kesah yang diutara mereka yang 'tersingkir'.

By Abdul Kharis 2 Maret 2016 17:52
Warga eks Kalijodo direlokasi ke Rusun Pulogebang (Money.id/Abdul Kharis)

Money.id - Paska penertiban dan penggusuran kawasan Kalijodo, warga yang bermukim di Kelurahan Angke, Tambora, Jakarta Barat, direlokasi. Ada dua tempat yang telah disiapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menampung ratusan warga yang kena gusur tersebut, yakni Rusunawa Pulogebang, Jakarta Timur, dan Marunda, Jakarta Utara.

Pada Rabu 2 Maret 2016, Money.id menyambangi Rusunawa Pulogebang untuk melihat langsung keseharian para warga yang direlokasi dari Kalijodo. Ada banyak kesan yang disampaikan para warga, namun tak sedikit pula yang berkeluh kesah dengan tempat tinggal baru mereka.

Salah satunya Siti Aminah. Mantan penghuni kawasan Kalijodo yang menempati salah satu unit di Blok H, lantai 5 Rusunawa Pulogebang ini mengeluhkan kondisi kamar yang ditinggalinya. "Kamar saya di lantai 5, langit-langitnya jebol membuat air rembes kalau hujan," ucap Siti.

Dia mengungkapkan, sudah berulang kali minta dipindahkan kamar ke kantor pelayanan tapi tidak ditanggapi.

Ditambah lagi, tidak ada lift menuju lantai 5, sehingga dia dan warga lainnya--terutama yang sudah berusia lanjut--yang menempati lantai tersebut sering kali kelelahan menuju kamar.

Selain itu, kendala lain yang dihadapi para warga yang direlokasi ke Rusun Pulogebang adalah jarak menuju tempat kerja. Mereka yang sudah lebih dulu memilih tempat kerja di sekitar Jakarta Barat, kini terpaksa menempuh perjalanan cukup jauh dari Jakarta Timur.

"Bayangkan saja dari Jakarta Barat pindah ke Timur. Soal gerobak (yang akan diberikan Pemprov DKI untuk usaha) juga masih simpang siur. Belum jelas juga kepastiannya," ucapnya.

Keluh kesah soal fasilitas yang didapat eks warga Tambora juga disampaikan oleh Sri Inem, salah satu penghuni di lantai 4. Meski ia mengakui cukup nyaman tinggal di Rusunawa Pulogebang, namun ia kecewa karena fasilitas saluran air di tempat tinggalnya masih bermasalah.

"Saluran air mandek, jadi air suka tergenang di kamar mandi," ujar Sri.

Senada dengan Siti, Sri masih kesulitan mencari mata pencaharian di tempat tinggal barunya ini. Jika dulu, saat masih memiliki warung di Kawasan Kalijodo, dia bisa meraup keuntungan hingga Rp300 ribu sehari, kini penghasilannya menurun drastis.

"Katanya pemerintah mau ngasih gerobak tapi belum terealisasi, waktunya juga tidak tahu kapan. Saat ini saya harus nyari sampingan sendiri untuk makan dan bertahan hidup," tuturnya.

Dari segi fasilitas, Rusun Pulogebang memang terbilang sudah cukup baik jika dibandingkan dengan Rusun Marunda.

Di Pulogebang, seluruh lantai telah memakai ubin, tembok sudah diplester dan fasilitas arena bermain anak sudah tersedia. Rencananya Pemprov DKI juga akan memberikan fasilitas pendidikan dan kesehatan untuk warga yang direlokasi tersebut.

Para warga yang direlokasi akan mendapatkan fasilitas uang sewa gratis selama tiga bulan, namun itu tidak termasuk iuran listrik dan air.

Nanti setelah tiga bulan mulai bayar sewa rusun, semakin atas lantainya maka harganya makin murah.

Bagi penghuni rusun di lantai 5 diwajibkan membayar sewa seharga Rp183 ribu setiap bulan, sedangkan lantai 4 dikenakan biaya sewa Rp283 ribu, lantai 3 Rp 83 ribu, lantai 2 Rp483 ribu, dan lantai 1 Rp583 ribu per bulan.

Menolak Disebut Warga Kalijodo

Ratusan warga yang direlokasi dari kawasan Kalijodo menolak disebut warga eks lokalisasi prostisusi tersebut. Mereka tak terima disebut warga eks Kalijodo.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Kesatuan Pelayanan Rusunawa Pulogebang, Zulkifli S kepada Money.id, Rabu 2 Maret 2016. Ia pun menegaskan bahwa tak ada satupun eks pekerja seks komersial (PSK) yang direlokasi ke rusun ini.

"Tidak ada pindahan dari Kalijodo yang eks PSK di Rusunawa Pulogebang. Karena hal itu mereka minta dipanggil warga Tambora Kelurahan Angke, Jakarta Barat, bukan Kalijodo," kata Zulkifli.

Dia menambahkan, warga kerap tersinggung jika disebut pindahan dari Kalijodo. Stereotip kawasan tersebut memang lekat dengan hal-hal negatif, banyak aktivitas maksiat yang membuat nama Kalijodo terkenal sebagai sentra lokalisasi hiburan malam.

Sehingga tak mudah bagi warga pindah dari kawasan dengan latar belakang tempat hiburan malam Kalijodo, terutama untuk membaur dengan warga rusun lainnya. Maklum, ada cap negatif di kebanyakan orang, tentang Kalijodo.

Padahal, menurut Zulkifli, sesungguhnya sebagian besar warga yang direlokasi ke Rusun Pulogebang adalah para pedagang di sekitar Kalijodo.

Pihak Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) Pulogebang mengatakan, total 86 KK warga Kalijodo wilayah Jakarta Barat yang akan direlokasi ke rusun tersebut. Sedang hingga hari ini, baru 81 KK yang sudah menempati unit di Rusunawa Pulogebang.

"Pada intinya, masyarakat Rusunawa Pulogebang welcome dengan kedatangan warga kalijodo," ujar Zul. (dwq)

(da/ak)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From News Section