1. HOME
  2. INSPIRATORY
TAS FASHION

Sukses di Balik Istri yang Doyan Belanja Tas

Vestiaire Collective memiliki empat juta anggota di lebih dari 40 negara. Penjualan mencapai Rp1,1 triliun.

By Rizki Astuti 12 Maret 2016 15:36
Sebastien Fabre (BBC.com)

Money.id - Inspirasi bagi seorang entrepreneur sering datang, ketika mereka mencari sesuatu lewat layanan atau produk yang dibutuhkan dan nyatanya belum ada di pasaran. Pasangan suami istri ini adalah salah satu pengusaha yang berhasil menciptakan peluang usaha. 

Dalam kasus Sebastien Fabre, istrinya ternyata tergolong orang yang gemar belanja impulsif. Fabre kemudian menjadi eksekutif di Microsoft, terus terang mengakui bahwa ia tidak tahu apa-apa tentang fashion ketika menikah.

Tapi dia tahu bahwa istrinya, gemar belanja dan memiliki banyak tas. Kebiasaan sang istri itu yang akhirnya  memberi inspirasinya, mendirikan Vestiaire Collective, sebuah pasar online barang-barang bekas.

Istri Fabre ternyata bekerja di industri fashion dan kegemaran belanja tas, yang bukan sembarang tas. Istri Fabre itu membeli tas bermerek karya desainer high end seperti Chanel dan Hermes.

Namun meski memiliki begitu banyak tas--ada 13 tas-- sang istri seringkali hanya menggunakan satu tas, dan sisanya merana tak terpakai di lemari. Fabre dan istrinya kemudian memutuskan untuk menjual sebagian koleksi tas tersebut.

Mereka menjualnya di pasar barang bekas yang sudah ternama seperti eBay dan Amazon. Sehingga mereka tidak bisa menemukan tempat di mana mereka merasa identitasnya sebagai penjual akan dipercaya, dan nilai tas bermereknya akan diakui.

www.vestiairecollective.com

Mereka pun menemukan ide. Daripada menerima status quo, dan percaya bahwa bukan hanya istrinya saja yang memiliki barang-barang mewah tidak terpakai, Fabre memutuskan untuk melakukan sesuatu.

Enam bulan kemudian, setelah mengajak lima orang lainnya, ia mendirikan Vestiaire Collective, yang isinya barang bekas bermerek seperti tas, sepatu, aksesoris dan pakaian. Hal pertama yang Fabre masukkan dalam daftar untuk dijual tentu saja, tas istrinya.

Delapan tahun setelah didirikan pada tahun 2009, saat puncak krisis keuangan dan penjualan tumbuh 85% year on year. "Ternyata ada banyak harta yang tertidur di lemari orang," kata Fabre.

www.vestiairecollective.com

Kini Vestiaire Collective memiliki empat juta anggota di lebih, dari 40 negara. Bahkan tahun lalu, penjualan mencapai 77 juta Euro atau setara Rp1,1 triliun. Semua itu dihasilkan dari komisi biaya penjualan.

Biasanya Vestiaire Collective hanya mendapatkan komisi 25% kini bisa mengantongi hingga 35%.Dalam menjalankan bisnisnya, Fabre selalu mengutamakan kualitas dan keaslian dari barang-barang bekas bermerek yang akan dititipkan di pasar online miliknya.

Tidak seperti situs pasar online lain yang lebih bebas. Siapa saja yang ingin menjual item melalui Vestiaire Collective harus mendapat persetujuan perusahaan.

Bila sebuah item dibeli, penjual tidak mengirimkannya ke pelanggan tetapi ke Vestiaire Collective akan memeriksa secara detail terlebih dahulu. Sehingga proses memakan waktu sekitar tujuh hari.

Tapi layanan inilah yang dipercaya Faber sebagai pembeda dari bisnis jualan barang bekas online lainnya. Karena sekitar sepertiga dari barang bekas bermerek yang ditawarkan penjual ke Vestiaire Collective ditolak.

"Kami mengendalikan segala sesuatunya, sehingga 100% produk yang dibeli asli karena akan melalui tangan kita sebelum ke pembeli akhir," katanya.

Pertumbuhan Vestiaire Collective yang cepat ternyata tidak buruk bagi seseorang yang bekerja di bidang teknologi, seperti Fabre yang tidak tahu apa-apa mengenai fashion.

(ra/ra)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Inspiratory Section