1. HOME
    2. INSPIRATORY
KISAH INSPIRATIF

Perjalanan 2 Sahabat Bangun Planetarium Mini demi Ilmu Pengetahuan

By Rohimat Nurbaya 17 Maret 2016 10:33
Masuk Mall dan Tempat Rekreasi

Masuk mal

Sementara itu, Co Founder Ilmuwan Muda Indonesia, Kartika Oktaviani mengatakan, guna mengatasi kesulitan itu mereka berusaha masuk ke beberapa mal di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).

Biasanya, apabila planetarium mini itu dipasang di mal, pengunjung yang ingin melihat film astronomi di sana dipatok biaya sebesar Rp25 ribu hingga Rp45 ribu per orang.

"Kami mematok harga tergantung kesepakatan dengan mal tersebut," kata Kartika yang sekaligus menjalankan marketing Ilmuwan Muda Indonesia.

Kartika menuturkan, besaran tarif untuk menonton film astronomi di planetarium mini tersebut, tergantung dengan lokasi mal. Apabila berada di daerah elite biasanya lebih mahal, namun apabila di pinggiran kota lebih murah.

Kemudian, kadang ada juga mal yang menggabungkan planetarium mini dengan wahanan lainnya, sehingga bayarnya lebih mahal. "Kalau seperti itu biasanya sampai Rp80 ribu per orang," kata dia.

Salah satu film di planetarium mini (Money.id/Dwi Narwoko)

Ketika masuk ke international school atau sekolah swasta elite di Jakarta biasanya, biaya masuk untuk menonton planetarium mini tersebut dipatok hingga Rp65 ribu per orang.

"Pokoknya sesuai kesepakatan, kami juga kalau menawarkan harga melihat konsumennya terlebih dulu," ucapnya.

Selain itu, biasanya beberapa yayasan dan perusahaan swasta besar menyewa suka planetarium mini untuk program Corporate Social Responsibility (CSR). Rata-rata digunakan di beberapa panti asuhan atau tempat anak-anak jalanan.

"Asal tempatnya teduh, tidak kena hujan bisa kami dirikan planetarium mini." 

Digratiskan

Meski belum lama berdiri dan belum untung terlalu besar, namun PT Ilmuwan Muda Indonesia tetap menarapkan nilai-nilai sosial, mereka kadang menggratiskan planetarium mini untuk anak-anak tidak mampu.

Menurut Kartika pada Agustus tahun lalu, planetarium pernah digunakan di Kampung Depang, Rawasari, Jakarta Pusat yang hendak digusur. Kampung tersebut merupakan permukiman kumuh dan permukiman liar tempat tinggal pengemis dan pemulung di Ibu Kota.

Tim Ilmuwan Muda Indonesia (Money.id/Dwi Narwoko)

Kata dia, saat itu ada sebuah yayasan yang mau menyewa, tujuan sebagai perpisahan untuk anak-anak di sana. "Kami gratiskan, tetapi minta ditanggung operasional saja, kami cuma minta peralatan (planetarium mini) diangkut dan disediakan listrik," ujarnya.

Selain ke sekolah dan mal, rencananya planetarium mini akan dipromosikan juga ke beberapa tempat rekreasi di Indonesia. Mereka juga menargetkan mengibarkan sayap hingga Asia Tenggara.

Berjaya di Malaysia

Meski planetarium mini di Indonesia sulit masuk pemerintahan, namun di Malaysia lebih diterima. Setiap tahunnya Ilmuwan Muda Indonesia diundang dalam sebuah acara pameran ilmu pengetahuan di Negeri Jiran.

Saat itu ada salah satu rekan dari Kartika dan Firly yang memberikan akses ke sana dan saat masuk ke kementerian pendidikan setempat langsung diterima dan setiap tahunnya perusahaan asal Indonesia mengibarkan sayap di Malaysia.

"Jadi di sana itu, setiap tahunnya ada pameran teknologi yang berpindah-pindah kota," ujarnya. 

Pada tahun ini rencanya mereka akan berangkat ke Malaysia pada April mendatang untuk menghadiri acara pameran ilmu pengetahuan di sana. Kata dia, di sana ada yang namanya Departemen Pengembangan Manusia yang meminta Ilmuwan Muda Indonesia unjuk gigi soal ilmu astronomi.

"Di sana lebih mudah, pemerintah Malaysia lebih welcome dan birokrasinya tidak rumit," kata dia. (poy)

 

 

(rn/rn)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Inspiratory Section