Perusahaan yang telah memiliki 163 cabang di seluruh Indonesia ini pun ternyata tidak terlepas dari banyaknya pelanggaran yang dilakukan oleh investornya.

Hal tersebut terjadi karena masih banyak investor yang tidak mematuhi ketentuan dan syarat yang diberikan oleh d'BestO.

Misalnya ada beberapa investor yang tidak mematuhi Standard Operating Procedure (SOP) yang sudah diberikan jam operasional. Banyak dari mereka yang membuka dari pagi namun tutup pada tengah malam karena penjualannya kurang bagus.

"Banyak kok yang semau investor, lalu kurang bergaul dengan karyawan, menganggap karyawan sebagai mesin pencetak uang, dan melanggar jam operasional yang sudah ditentukan perusahaan," cerita pria yang kini menjabat sebagai Konsultan Penasehat d'BestO.

Untuk mengurangi pelanggaran tersebut, berbagai cara sudah dilakukan. Pertama mereka harus diedukasi, menjelaskan kembali persyaratan, tetapi bila masih diulangi, perusahaan akan memberikan surat peringatan hingga tiga kali.

"Nanti kami berikan surat peringatan pertama, kedua, sampai ketiga. Kalau masih melanggar juga, terpaksa kontraknya kami putus secara sepihak," ujar Wiryo.

Untuk ke depannya, pria yang kini sedang membuka usaha dalam bidang kuliner juga berharap pengangguran semakin berkurang. Serta bisa merambah franchise hingga negeri tetangga seperti Malaysia.

"Saya sih berharap nantinya d'BestO bisa merambah konsumen menengah ke atas juga. Namun dengan harga yang tetap kompetitif," kata dia. (poy)

(dr/dr)