Pemerintah Indonesia harus siap menghadapi kebijakan-kebijakan moneter yang akan dikeluarkan China sebagai antisipasi dari perlambatan.
By Rohimat Nurbaya 11 Januari 2016 19:45Money.id - Melemahnya ekonomi China berdampak besar pada negara-negara di dunia, terutama di kawasan Asia, sebab negeri Tirai Bambu merupakan salah satu negara dengan ekonomi terbesar di dunia.
Supaya tak terkena imbas terlalu besar, pemeritah Indonesia sudah menyiapkan beberapa strategi.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan strategi pertama akan dilakukan pemerintah adalah mengoptimalkan belanja negara dan investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI).
"Peran pemerintah harus lebih aktif karena ekspor kita ke China akan turun, tetapi kalau bisa mendorong FDI dari China masuk lebih banyak, termasuk FDI dari negara-negara lain," kata Bambang seperti dikutip Money.id dari laman Merdeka.com.
Bambang mengatakan, strategi tersebut diharapkan bisa mendorong untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016.
"Jadi kita yang lebih konsen adalah perlambatan ekonomi. Karena bagaimana pun China merupakan larger demand di dunia, jadi kalau China mengalami perlambatan akan berdampak ke seluruh dunia. Itu yang jadi konsen," ujar dia.
Selain itu, menurut dia pemerintah harus siap menghadapi kebijakan-kebijakan moneter yang dikeluarkan China sebagai antisipasi dari perlambatan.
Salah satu yang harus diantisipasi adalah sisi suku bunga acuan serta devaluasi mata uang untuk mendorong ekspor lebih besar, sebab faktor itu berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi sebuah negara.
"Jadi, kalau China yang dikhawatirkan adalah kebijakan moneternya yang agresif," ujarnya. (poy)
Intip Kado Istimewa Rafathar dari Kuda Poni Hingga Taman Bermain
Agar Dompet Tak Makin 'Tipis', Lakukan Penghematan dengan Cara Ini
Pemerintah Angkat Bicara Soal Rokok Naik Jadi Rp50 Ribu per Bungkus
Saham China Anjlok, Miliarder Dunia Kehilangan Rp2.702 Triliun Sepekan
11 Januari 2016 16:00